Tela'ah Pemikiran Agus Mustofa Tentang Keabadian Surga Dan Neraka

Nufus, Wilda (2022) Tela'ah Pemikiran Agus Mustofa Tentang Keabadian Surga Dan Neraka. Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
SKRIPSI WILDA.pdf

Download (1MB)

Abstract

Wilda Zakiya Nufus, 2021: Tela’ah Pemikiran Agus Mustofa Tentang Surga

Dan Neraka
Kata Kunci: pemikiran Agus Mustofa, Surga, Neraka
Allah menggariskan ada lima fase pada kehidupan yang akan dilalui oleh
manusia. Masing-masing fase kehidupan saling bergantungan dengan lainnya,
hingga pada puncaknya kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Kehidupan
akhirat merupakan salah satu rukun iman yang harus dipercayai dan diyakini
kebenaran dan keberadannya. Secara logis, manusia selalu membutuh kenapa
yang dinamakan balasan atau apa yang telah dilakukan pada kehidupan di dunia
maka akhirat yang kita yakini alam yang kekal sebagai tempat balasan. Dengan
faktanya ada juga yang menyatakan bahwa akhirat itu kekal seperti salah satu
karya gus Mustofa dalam bukunya Ternyata Akhirat Tidak Kekal.
Maka dengan itu peneliti memilih judul “Tel’ah Pemikiran Agus Mustofa
Tentang Surga Dan Neraka”. Dengan fokus permasalahan yaitu: apa pemikiran
Agus Mustofa tentang akhirat, bagaimana ayat-ayat Surga dan Neraka di dalam
al-Quran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mendeskripsikan
bagaimana ayat-ayat al-Quran menjelaskan tentang akhirat, pemikiran Agus
Mustofa tentang akhirat dan keudian mengungkapkan kritik terhadap pemikiran
Agus Mustofa tentang akhirat.
Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan kualitatif, jenis penelitiannya library reaserch. Tekhnik pengumpulan
data yang utama dokumentasi kemudian metode analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Agus Mustofa mempunyai metode
dengan sendiri dalam memahami al-Quran yaitu dengan “Metode Puzzle”, yang
kemudian ia gunakan dalam mmenafsirkan ayat-ayat tentang akhirat dalam alQuran. Didasarkan pada QS. Hud: 108 kemudian yang muncul dengan
kesimpulan kekal akhirat bergantung pada langit dan bumi, pemikiran ini sudah
ada sejak lama yaitu dengan munculnya priode pemerintahan dinasti Umayyah,
yang dibawa oleh Jahm bin Shafwan. Peryataan tentang ketidak kekalan akhirat
sangat berbeda dari apa yang disimpulkanoleh ulama tafsir, QS. Hud: 108 adalah
ayat yang menjelaskan kekalnya akhirat dengan mengungkapkan sebuah gaya
bahasa orang arab yaitu “Selama langit dan bumi” merupakan ungkapan kekal
abadi. Kekal ini berbeda anatara Tuhan dan makhluknya, Tuhan kekal esensial
sedangkan makhluknya kekal dengan aksidental.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Wilda Zakiya Nufus
Date Deposited: 20 Jul 2022 08:15
Last Modified: 20 Jul 2022 08:15
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/10716

Actions (login required)

View Item View Item