Penafsiran Nafsin Wahidah Perspektif Faqihuddin Abdul Kodir (Studi Analisis Tafsir Progresif Qirā’ah Mubādalah)

Mujammil, Aris (2022) Penafsiran Nafsin Wahidah Perspektif Faqihuddin Abdul Kodir (Studi Analisis Tafsir Progresif Qirā’ah Mubādalah). Undergraduate thesis, UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Skripsi_ Aris Mujammil_U20171043.pdf

Download (4MB)

Abstract

Aris Mujammil, 2022: Penafsiran Nafsin Wahidah Perspektif Faqihuddin Abdul Kodir (Studi Analisis Tafsir Progresif Qirā’ah Mubādalah).
Penciptaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga yang bersifat given yang diemban manusia, yaitu misi utama untuk beribadah, misi fungsional sebagai khalifah, dan misi operasional untuk memakmurkan bumi. Namun terdapat konsepsi teologis yang menganggap Hawa atau penciptaan perempuan berasal dari tulang rusuk Nabi Adam.
Oleh karena itu untuk mengetahui pemahaman nafsin wahidah dalam perspektif Faqihuddin Abdul Kodir. Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana biografi dan pemikiran Faqihuddin Abdul Kodir. 2) Bagaimana penafsiran Faqihuddin Abdul Kodir dengan metode mubadalah terhadap makna nafsin wahidah dalam al-Quran.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui biografi dan pemikiran Faqihuddin Abdul Kodir, 2) untuk mendeskripsikan penafsiran Faqihuddin Abdul Kodir dengan metode mubādalah terhadap makna nafsin wahidah dalam al-Quran.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan dengan metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis dan tematik (maudhui) yakni mendeskripsikan penafsiran Faqihuddin Abdul Kodir tentang nafsin wahidah dalam al-Quran baik dalam buku beliau maupun dari berbagai literatur beliau baik berupa karya tulis maupun podcast.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Makna Menurut Faqihuddin Abdul Kodir, metode pemaknaan mubādalah sendiri didasarkan pada tiga premis dasar berikut (a) bahwa Islam hadir untuk laki-laki dan perempuan, sehingga teks-teksnya juga harus menyasar keduanya. (b) Bahwa prinsip relasi antara keduanya adalah kerja sama dan kesalingan, bukan hegemoni dan kekuasaan. (c) Bahwa teks-teks Islam itu terbuka untuk dimaknai ulang agar memungkinkan kedua premis sebelumnya tercermin dalam setiap kerja interprestasi. 2) Faqihuddin Abdul Kodir menafsirkan nafsin wahidah sebagai “esensi awal kemanusiaan”. laki-laki dan perempuan yang diciptakan dari esensi yang sama dan cara yang sama, memiliki tugas yang sama dan saling membantu dalam mengemban tugas tersebut, yakni sebagai khalifah di bumi.

Kata kunci: Faqihuddin Abdul Kodir, Nafsin Wahidah, Qirā’ah Mubādalah

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Mr Aris Mujammil
Date Deposited: 10 Aug 2022 01:56
Last Modified: 10 Aug 2022 01:56
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/10744

Actions (login required)

View Item View Item