Zahro, Fatimatuz (2020) Penafsiran Ibnu Katsir Dalam Al Quran Surat Al Ma’idah Ayat 4, Tentang Kehalalan Hewan Buruan Menggunakan Anjing. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Fatimatuz Zahro_U20161076.pdf - Submitted Version Download (4MB) |
Abstract
Dalam hal berburu berbeda dengan proses penyembelihan akan tetapi sama dalam syaratnya, berburu berarti hewan yang kita kehendaki untuk dimanfaatkan daging maupun yang terdapat pada diri hewan tersebut itu tidak bisa dikuasai untuk disembelih, seperti burung yang sulit ditangkap, maka proses membunuhnya yaitu dengan diburu. Fokus penelitian dalam skripsi ini sebagai berikut: (1) Bagaimana penafsiran ibnu katsir dalam Al Quran Surat Al-Ma’idah ayat 4 mengenai kehalalan hewan buruan menggunakan anjing? (2) Bagaimana metode Ibnu Katsir dalam Menafsirkan Al-Qur’an surat Al Ma’idah Ayat 4? Tujuan penelitian (1) Untuk bisa mendeskripsikan metode serta penasiran ibnu katsir dalam Al Quran Surat Al-Ma’idah ayat 4 mengenai kehalalan hewan buruan menggunakan anjing (2) Untuk bisa mendeskripsikan metode ibnu katsir dalam menafsiran Al Quran Surat Al-Ma’idah ayat 4 Hasil dari skripsi ini yaitu tentang (1) penafsiran ibnu katsir dalam Al Quran ayat 4 mengenai kehalalan hewan buruan yang diburu menggunakan anjing. Firman Allah dalam al Quran, terdapat lafadz Mukallibin didalamnya, yang mempunyai arti “yang dilatih untuk berburu”. Yakni, binatang pemburu yang kami latih sedang binatang-binatang itu terlatih untuk berburu, yaitu menangkap binatang lain dengan mencakar atau kukunya. Oleh karena itu, Allah ta’ala berfirman: “Kamu melatihnya dengan cara yang telah diajarkan Allah kepadamu.” Yaitu, jika ia dilepaskan dan menuju mangsanya dan jika dipanggil, maka ia datang. Jika ia menangkap buruan maka menangkap untuk tuannya, dan membawa kepada tuannya itu, bukan untuk dirinya. Oleh karena itu, Allah ta’ala berfirman, “Maka makanlah buruan yang ditangkapnya untukmu dan sebutlah nama Allah Ta’ala atas binatang pemburu itu”. Jika binatang pemburu itu terlatih, menangkap mangsa untuk majikannya, dan membaca basmalah ketika melepaskannya, maka binatang hasil buruannya halal dimakan, walaupun buruan itu mati dikeroyok oleh sejumlah binatang pemburu. (2) tentang metode dan corak penafsiran ibnu katsir, metode penafsiran Ibnu Katsir dapat dikategorikan kepada metode tahlily, yaitu suatu metode tafsir yang menjelaskan kandungan al-Qur’an dari seluruh aspeknya. Dalam metode ini, mufassir mengikuti susunan ayat sesuai dengan tartib mushafi, dengan mengemukakan kosa kata, penjelasan arti global ayat, mengemukakan munasabah, dan menbahas asbab al-nuzul, disertai dengan sunnah rasul SAW, pendapat sahabat, tabi’in dan pendapat para mufassir itu sendiri. Adapun corak-corak tafsir yang ditemukan dalam tafsir Ibnu Katsir yaitu (1) corak fiqih, (2) corak ra’yi, (3) corak qira’at.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Depositing User: | Mr abdul mangang |
Date Deposited: | 03 Aug 2022 04:13 |
Last Modified: | 03 Aug 2022 04:13 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/11959 |
Actions (login required)
View Item |