Penarikan Kembali Barang Seserahan Khitbah Perspektif Mazhab Syafi‟i dan Mazhab Maliki.

Robieth Assyadzali, Muhammad Badrussalam (2021) Penarikan Kembali Barang Seserahan Khitbah Perspektif Mazhab Syafi‟i dan Mazhab Maliki. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Muhammad Badrussalam Robieth Assyadzali_S20171034.pdf - Submitted Version

Download (5MB)

Abstract

Khitbah menurut para ulama boleh dibatalkan dari kedua belah pihak baik pria maupun wanita. Oleh karena itu terdapat akibat hukum yang muncul dari pembatalan akad ini. Dalam tulisan ini fokus akan hukum menarik kembali barang seserahan khitbah perspektif Mazhab Syafi‟i dan Mazhab Maliki yang dikemas dalam bentuk kajian kepustakaan sebagai sarana menjawab permasalahan ini guna sebagai sumber hukum yang masih tidak terdapat dalam hukum positif di Indonesia. Fokus kajian dalam penelitian ini ialah: 1). Bagaimana Istinbat Hukum Mazhab Syafi‟i dan Mazhab Maliki Tentang Penarikan Kembali Barang Seserahan Khitbah? 2). Bagaimana Tahrir Mahall an-Niza‟ Mazhab Syafi‟i dan Mazhab Maliki Tentang Penarikan Kembali Barang Seserahan Khitbah? Tujuan kajian ini ialah: 1) Untuk mengetahui Istinbat hukum Mazhab Syafi‟i dan Mazhab Maliki tentang penarikan kembali barang seserahan khitbah 2) Untuk mengetahui Tahrir Mahall an-Niza‟ Mazhab Syafi‟i dan Mazhab Maliki tentang penarikan kembali barang seserahan khitbah. Kajian ini menggunakan kajian kepustakaan (library research) dengan disertai metode kualitatif, yakni sebuah penelitian yang menelaah dan meneliti data yang terdapat informasi pada kitab-kitab fiqh (kutub al-turats), buku-buku, hasil penelitian hukum serta sumber-sumber kajian penelitian yang masih satu pembahasan dengan substansi khitbah. Kesimpulan penelitian ini ialah: 1). Ulama Syafi‟iyyah berpendapat boleh mengambil kembali barang seserahan bila diniati untuk keberlangsungan pernikahan atau bagian dari mahar, sebagian lainnya berpendapat tidak boleh mengambil kembali barang seserahan bila diniati sebagai hadiah. Ulama Malikiyyah berpendapat tidak boleh mengambil kembali barang seserahan bila dianggap sebagai mahar atau hadiah, sebagian lainnya berpendapat boleh mengambil kembali jika pembatalan berasal dari pihak yang diberi 2) Tahrir Mahall an-Niza‟ Mazhab Syafi‟i dan Mazhab Maliki tentang penarikan kembali barang seserahan khitbah ialah terletak pada penentuan barang seserahan khitbah jika dianggap sebagai mahar dan hadiah semata tidak terdapat perbedaan, yakni tidak boleh menarik kembali barang seserahan tersebut. Tetapi Mazhab Syafi‟i berpendapat bila dianggap sebagai hibah untuk keberlangsungan pernikahan, maka hal ini diperbolehkan menarik kembali barang seserahan tersebut berdasarkan ketentuan hibah bi al-Syart.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Depositing User: Mr abdul mangang
Date Deposited: 18 Aug 2022 04:34
Last Modified: 18 Aug 2022 04:34
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/12323

Actions (login required)

View Item View Item