Kisah Pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam al�Qur’an surah al-Kahfi ayat 60-82 (Kajian Semiotika Ferdinand de Saussure).

ALI FIKRI, MOCH. (2021) Kisah Pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam al�Qur’an surah al-Kahfi ayat 60-82 (Kajian Semiotika Ferdinand de Saussure). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
MOCH. ALI FIKRI_U20171054.pdf - Submitted Version

Download (7MB)

Abstract

Kisah ini memiliki hal unik di dalamnya, karena dibangun dengan tiga peristiwa besar dengan penggambaran tokoh yang berbeda karakternya, dimulai dari pengerusakan perahu, pembunuhan anak kecil, hingga menegakkan dinding yang hendak roboh. Kisah ini memiliki sejumlah pesan yang terkandung dalam setiap peristiwanya. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan semiotika sebagai cabang keilmuan yang meneliti tentang tanda-tanda bahasa yang terdapat dalam teks, Berdasarkan hal tersebut, penulis memandang bahwa teori semiotika yang dirumuskan oleh Ferdinand de Saussure dapat digunakan untuk menganalisis tanda�tanda yang terdapat dalam pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir. Fokus Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: bagaimana pemaknaan alur cerita kisah pertemuan Nabi Muda dan Nabi Khidir dalam al-Qur’an perspektif struktural Ferdinand de Saussure, bagaimana implikasi hasil pemaknaan kisah tersebut dalam kajian teks al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna tanda dan simbol yang terdapat dalam kisah pertemuan antara Nabi Musa dan Nabi Khidir. Untuk mencari makna di luar konteks pemaknaan teks secara bahasa saja dalam al-Qur’an, peneliti memilah beberapa peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam kisah. Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif struktural teori rumusan Ferdinand de Saussure, sehingga dapat menemukan struktur yang terbentuk dalam pemaknaan penanda dan petandanya. Adapun hasil yang ditemukan dalam penelitian ini tertuju pada aspek pemaknaan alur kisah, terdapat tiga tokoh yang membangun kisah ini, Nabi Musa, Nabi Khidir dan Yusha’ bin Nun yang dipertemukan ditempat pertemuan dua buah lautan dengan ikan sebagai penandanya, perjalanan awal hingga akhir yang memberikan pesan tentang pentingnya sikap tawadhu’. Relasi sintagmatik dan paradigmatik mengungkap fonem yang sering digunakan dan muncul di tiap fragmen kisah ini sebagai bagian dari struktur yang membangun susunan teks. Dua fonem yang ditemukan ialah alif tathniyyah dan ḍomir nun, penggunaan fonem tersebut dalam keseluruhan kisah mengungkap bahwa, penggunaan fonem alif thathniyyah mengindikasikan tentang karakteristik keilmuan yang berbeda berdasarkan batas kesanggupan kemampuan masing-masing, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Musa dan Nabi Khidir. Penggunaan fonem ḍomir nun mengindikasikan tentang kesopanan, dan keagungan dalam memuliakan ilmu yang disandarkan kepada Allah. Mengindikasikan bahwa ilmu itu sangat luas dan tidak terbatas di sisi Allah.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Depositing User: Mr abdul mangang
Date Deposited: 19 Aug 2022 01:48
Last Modified: 19 Aug 2022 01:48
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/12367

Actions (login required)

View Item View Item