Korupsi Dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Ibnu Katsir Dan Tafsir Al-Azhar Terhadap Ayat-Ayat Tentang Korupsi).

FIRDAUSI, LIZA (2021) Korupsi Dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Ibnu Katsir Dan Tafsir Al-Azhar Terhadap Ayat-Ayat Tentang Korupsi). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
LIZA FIRDAUSI_U20171083.pdf - Submitted Version

Download (6MB)

Abstract

Sampai saat ini kasus korupsi terus diperbincangkan. Langkah pemberantasan korupsi di Negeri ini berbanding terbalik dengan terus meningkatnya indeks peringkat korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, penulis mencoba menggali informasi dari al-Qur’an dan pendapat para mufassir terkait korupsi. Beberapa ayat yang penulis anggap relevan untuk kasus ini adalah QS. Al-Baqarah:188, Ali Imran: 161 dan an-Nisa: 29. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang korupsi dalam tafsir Ibnu Katsir dan tafsir al-Azhar? (2) Bagaimana komparasi penafsiran ayat-ayat tentang korupsi dalam tafsir Ibnu Katsir dan tafsir al-Azhar ? (3) Bagaimana penafsiran Ibnu Katsir dan Buya Hamka tentang korupsi jika ditinjau melalui kacamata Hermeneutika Kontekstual Abdullah Saeed?. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini meliputi sebagai berikut : menggunakan pendekatan maudhu’i, merupakan penelitian pemikiran tafsir dan termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan data-data kepustakaan (library research). Hasil dari skripsi ini yaitu : (1) Ibnu Katsir menafsirkan al-Baqarah:188 bahwa keputusan hakim tidak bisa merubah hukum halal dan haram. Sedangkan Hamka menjelaskan bahwa yang berlaku aniaya terhadap harta benda orang lain sama halnya dia menganiaya hartanya sendiri. dalam menafsirkan QS. Ali Imron:161, Ibnu katsir memaknainya dengan korupsi, sedangkan Hamka memaknainya dengan kecurangan. Dalam menafsirkan QS. An-Nisa`:29, ibnu katsir menafsirkannya sama seperti penafsirannya terhadap QS. Al-Baqarah:188. Hamka menambahkan bahwa orang yang tidak berzakat, tidak bersedekah dan berkurban maka orang tersebut dianggap memakan harta dengan bathil. (2) perbedaan penafsiran Hamka dan Ibnu Katsir terhadap QS al-Baqarah:188 terletak pada penjelasan mengenai asbabun nuzul sedangkan persamaannya terletak pada hukum ketidak bolehan memakan harta orang lain dengan batil. Pada QS. Ali Imran terdapat kesamaan penafsiran Ibnu Katsir dan Hamka terkait penjelasan mengenai asbabun nuzul dan hukum ketidak bolehan memakan harta orang lain dengan batil. Pada QS. An-Nisa:166 Ibnu Katsir menafsirkan “bathil” dengan memakan harta orang lain melalui usaha yang tidak diakui syariat sedangkan Hamka menafsirkannya dengan orang yang tidak berzakat, bersedekah, berkurban dan kikir. (3) Dari hasil analisis melalui kacamata hermeneutika terhadap ayat�ayat tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Azhar tidak begitu detail dalam membahas konteks makro, tetapi begitu sangat memperhatikan konteks mikro. Nilai-nilai yang terkandung dalam ayat yang ditafsikan Ibnu katsir dan Hamka adalah : obligatory values, fundamental values dan protectional values.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Depositing User: Mr abdul mangang
Date Deposited: 19 Aug 2022 02:05
Last Modified: 19 Aug 2022 02:05
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/12371

Actions (login required)

View Item View Item