Hijab Dalam Al-Qur’an (Analisis Komparasi Penafsiran makna hijab: Studi terhadap Pemikiran Muhammad dan Husein Muhammad)

Lestari, Novi Ayu (2022) Hijab Dalam Al-Qur’an (Analisis Komparasi Penafsiran makna hijab: Studi terhadap Pemikiran Muhammad dan Husein Muhammad). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Novi Ayu Lestari_U20171056.pdf - Submitted Version

Download (6MB)

Abstract

Perdebatan tentang hijab selalu menimbulkan kontroversi dalam tradisi hukum Islam. Hijab selama ini diyakini sebagai sebuah dogma kewajiban agama oleh mayoritas umat Islam yanng bersifat wajib. Namun, pada era kontemporer ada sebagian pemikir (ulama) yang justru berbeda pemikirannya dengan ulama klasik dalam menafsirkan ayat hijab. Konsep hijab tidak harus dipahami dengan tekstual, tetapi dapat disesuaikan dengan konteks. Dalam hal ini, konsep hijab tidak harus diartikan hijab dalam makna dinding pemisah. Penelitian ini mencoba mengkaji secara kritis tentang hijab dengan pendekatan-pendekatan yangs sesuai dengan perkembangan sekarang. Dalam pemahaman Q.S Al-Ahzab ayat 59, hijab di artikan keterpisahan, maka dapat dipahami bahwa salah satu sifat atau substansi hijab adalah memisahkan. Dalam hal ini, berrati memisahkan antara kaum laki-laki dan perempuan. Dengan pemahaman demikian, hijab tidak berarti harus adanya dinding pemisah yang saling tidak terlihat antara laki-laki dan perempuan. Tetapi dapat diartikan dengan seutas tali sebagai pembatas antara laki-laki dan perempaun. Sedangkan konsep hijab menurut Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad. Pemkikiran Muhammad Syahrur mengenai hijab berbeda dengan yang lain, dalam penafsiran ayat tentang hijab Syahrur berpendapat bahwa hijab bukanlah sebuah kewajiban agama tetapi adalah sebuah bentuk pakaian yang dituntut oleh kehidupan bermasyarakat dan lingkungan serta dapat berubah dengan perubahan masyarakat. Sedangkan konsep hijab menurut Husein Muhammad, hijab dalam ayat 53 dengan jelas menunjukkan makna penutup, sekat, pemisah ataupun pembatas. Para ahli fiqih kemudian mengubah dan memperluas makna “hijab” di atas, sehingga menjadi penutup tubuh perempuan, bukan lagi tirai pemisah ruang antara laki-laki dan perempuan dan tidak hanya untuk para istri-istri nabi saja. Syahrur juga memberi kesimpulan bahwa hijab mempunyaii batas maksimali dan iminimal, yaitu batas maksimalnyai kecuali mukai dan telapaki tangan sedangkani batas minimalnyai ialah hanya menutupi ial-Juyubi yang menurutnyai meliputiiidada, bagian tubuhi di bawahi ketiak, ikemaluan, daniipantat. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, di antaranya: 1) Bagaimana penafsiran makna Hijab dalam perspektif pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad? 2) Bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad tentang hijab? Peneilitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif dengan metode kajian kepustakaan (library research) dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik kajian tematik, kemudian data dianalisis menggunakan teknik deskriptif�analisis, serta menarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif, sehingga mendapat gambaran umum tentang pemikiran Hijab menurut Muhammad Syahrur dan Husein Muhammad. Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Menurut Muhammad Syahrur hijab ialah sebuah tradisi bangsa Persia untuk membedakan perempuan merdeka dan budak, 2) Menurut Husein Muhammad hijab adalah sekat atau pemisah antara dua ruang.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Depositing User: Mr abdul mangang
Date Deposited: 19 Aug 2022 08:10
Last Modified: 19 Aug 2022 08:10
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/12397

Actions (login required)

View Item View Item