Sari, Widya (2022) Komunikasi Antar Budaya Santri di Lingkungan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Jember. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Widya Sari_D20171003.pdf - Submitted Version Download (5MB) |
Abstract
Pondok pesantren merupakan tempat bermukimnya para santri yang berasal dari berbagai daerah untuk menimba ilmu agama. Dengan begitu para santri tidak bisa terhindar dari komunikasi antarbudaya. Penggunaan bahasa verbal ataupun nonverbal dalam komunikasi antarbudaya sering kali dihadapkan berbagai persoalan baik dari segi bahasa seperti kesalahpahaman dalam memahami makna bahasa, hingga perbedaan makna nonverbal seperti intonasi berbicara, cara berpakaian hingga gerakan tubuh. Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana proses komunikasi verbal antar santri dengan latar belakang budaya berbeda di Pondok Pesantren Nurul Hidayah? 2) Bagaimana proses komunikasi nonverbal antar santri dengan latar belakang budaya berbeda di Pondok Pesantren Nurul Hidayah?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah1) Mengetahui proses komunikasi verbal antar santri dengan latar belakang budaya berbeda di Pondok Pesantren Nurul Hidayah 2) Mengetahui proses komunikasi nonverbal antar santri dengan latar belakang budaya berbeda di Pondok Pesantren Nurul Hidayah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diperoleh dengan kesimpulan, yaitu: 1) Komunikasi verbal yang digunakan oleh santri saat melakukan komunikasi antarbudaya adalah bahasa. Penggunaan bahasa daerah mayoritas yang santri gunakan adalah bahasa Jawa, dengan menggunakan bahasa Jawa maka komunikasi antarbudaya santri menjadi lebih akrab dibanding menggunakan bahasa Indonesia. Dengan begitu, adanya upaya santri pendatang untuk mempelajari bahasa Jawa agar terhindar dari hambatan komunikasi antarbudaya. Para santri juga saling mengenal bahasa masing-masing daerahnya agar terhindar dari kesalahfahaman dalam memahami makna sebuah kata jika diartikan dalam bahasa masing-masing daerah santri. Namun santri juga saling menghormati santri pendatang yang tidak langsung bisa menggunakan bahasa daerah Jawa, dengan tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi. 2) Berbagai makna nonverbal ketika sedang melakukan komunikasi antarbudaya bisa dilihat melalui intonasi saat berbicara, bahasa tubuh santri dan cara berpakian santri. Perbedaan intonasi berbicara yang berasal dari logat suatu daerah, mampu menciptakan stereotip kepada seorang santri. Stereotip tersebut menjadi hambatan dalam berkomunikasi antar budaya. Untuk menghindari hal tersebut perlu adanya etika perilaku oleh santri yang berbeda kebudayaan seperti tidak menciptakan stereotip terhadap suatu etnik, serta menghormati budaya lain.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Depositing User: | Mr abdul mangang |
Date Deposited: | 19 Aug 2022 08:10 |
Last Modified: | 19 Aug 2022 08:10 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/12400 |
Actions (login required)
View Item |