Pola Relasi Gender Hadis Misoginis Dan Konstruksi Pemikiran Moderasi Islam

MAZIR, WILDAN (2020) Pola Relasi Gender Hadis Misoginis Dan Konstruksi Pemikiran Moderasi Islam. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
WILDAN EL MAZIR_U20162022.pdf - Submitted Version

Download (6MB)

Abstract

Penelitian membahas tentang pola relasi gender hadis misoginis dan konstruksi pemikiran moderasi Islam. Relasi antara kaum laki-laki dan perempuan dalam Islam menjadi topik kajian yang aktual seiring berkembangnya zaman. Dominasi patriarki yang membelenggu peran perempuan di sektor domestik menjadi persoalan tersendiri bagi perempuan di masyarakat. Hal tersebut terjadi karena kurang tepatnya memahami teks-teks keagamaan sehingga menimbulkan deskriminasi terhadap perempuan. Di tengah problema itu, moderasi Islam dalam penafsiran yang mempunyai pengaruh signifikan dalam upaya penyelesaian masalah tersebut. Moderasi Islam dalam penafsiran memiliki model tafsir yang merupakan pengembangan dari Maqāshid Syari’ah yaitu, Tafsir Maqāsḥidi. Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini yaitu: (1) mengetahui dan memahami bagaimana analisis peran gender dalam Hadis Misoginis, (2) Untuk mengetahuidan memahami bagaimana implikasi Moderasi Islam dalam analisis Gender Hadis Misoginis? Penelitian ini termasuk kategori penelitian pustaka dengan pendekatan sosio-historis dan menggunakan konten analisis dalam pengolahan datanya. Berbagai data yang diperoleh dari kitab, buku atau sumber lain lain digunakan sebagai bahan menjawab dua pokokpermasalahan tersebut. Penggunaan teori gender dan moderasi Islam dalam penelitian ini memberikan gambaran bahwa terdapat tiga formulasi pembacaan kaum feminis terhadap hadis misoginis. Pertama, ada pembawa hadis pada salah satu atau lebih level sanad yang menggunakan hadis secara politis untuk mendukung tegaknya tradisi patriarkal. Kedua, metodologi kritik hadis yang lebih berorientasi untuk mengungkap keshahihan sanad dari pada matan serta berpihak kepada truth claim yang berakibat adanya suatu generasi tertentu yang dipandang tanpa cacat meriwayatkan hadis. Ketiga, pemahaman matan hadis yang dilakukan secara doktrinal-normatif tanpa melihat proses hermeneutis yang terjadi seputar pembentukan teks. Formulasi tersebut dapat ditelusuri melalui akar persoalan ketidakadilan gender dalam perspektif sosial-budaya maupun dari sejarah agama. Moderasi Islam dalam penafsiran sangat berpotensi untuk memberikan jalan tengah dalam menghindari paradigma pembacaan teks keagamaan yang tekstual dan cenderung tertutup, dan paradigma pembacaan teks keagamaan kontekstual yang cenderung terlalu bebas dan kebablasan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Depositing User: Mr abdul mangang
Date Deposited: 08 Sep 2022 01:50
Last Modified: 08 Sep 2022 01:50
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/12967

Actions (login required)

View Item View Item