Salalah, Wi’ayatus (2021) Reinterpretasi Makna Ayat-ayat Gender di dalam al�Qur’an (Studi Terhadap Pemikiran KH. Husein Muhammad). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Wi’ayatus Salalah_U20171094.pdf - Submitted Version Download (4MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi perempuan di masyarakat yang diposisikan sebagai makhluk nomor dua setelah laki-laki. Hal tersebut berdampak pada beberapa aspek kehidupan yang merugikan perempuan. Mulai dari peminggiran, diskriminasi, hingga kekerasan terhadap perempuan. Mirisnya, agama kerap kali dijadikan kambing hitam atas tindakan tersebut dengan menjadikan al-Qur’an sebagai alat legitimasi tidakan tersebut yang lambat laun menjadi suatu tradisi yang mengakar di masyarakat. Hal itu menimbulkan reaksi dari para feminis muslim termasuk Husein Muhammad, tokoh Feminis muslim Indonesia untuk menyajikan perspektif baru untuk menepis tudingan yang memojokkan agama. Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) bagaimana latar belakang Husein Muhammad? 2) bagaimana reinterpretasi makna ayat-ayat gender menurut Husein Muhammad? 3) bagaimana relevansi ayat-ayat gender menurut Husein Muhammad dengan kondisi masyarakat Indonesia?. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan latar belakang Husein Muhammad 2) mendeskripsikan reinterpretasi makna ayat-ayat gender menurut Husein Muhammad. 3) mendeskripsikan relevansi ayat-ayat gender menurut Husein Muhammad dengan kondisi masyarakat Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian Library research dengan model penelitian kualitatif. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dengan mengumpulkan data-data berupa buku, artikel, jurnal, ataupun tulisan-tulisan lain yang relevan dengan konsep kesetaraan gender husein Muhammad. kemudian data yang terkumpul dianalisis dengan metode Deskriptif�analitis melalui tahapan-tahapan yang sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan reinterpretasi atas ayat�ayat yang bias gender dengan mempertimbangan kondisi dan tradisi saat ayat tersebut diturunkan kemudian ditarik pada kondisi yang ada saat ini. Pada ayat yang mengklaim posisi superioritas laki-laki perlu dipahami bahwa hal tersebut bertentangan dengan misi universalitas Islam yakni kesetaraan, keadilan, kebebasan, penegakan terhadap hak-hak orang lain. Selain itu superioritas laki�laki yang banyak disinggung dalam tafsir-tafsir klasik tidak lagi relevan dengan fakta yang ada saat ini. Adapun menurut kaca mata gender, kondisi kesataan gender di Indonesia disatu sisi masih terlihat memprihatinkan melihat banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan akibat paham-paham patriarkis yang masih diyakini oleh sebagian masyarakat. Namun disisi lain terbilang telah mengalami kemajuan melihat peluang yang tersedia bagi perempuan untuk berkembang, berkiprah dan membantu kepentingan masyarakat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Depositing User: | Mr abdul mangang |
Date Deposited: | 08 Sep 2022 04:37 |
Last Modified: | 08 Sep 2022 04:37 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/12976 |
Actions (login required)
View Item |