Nabila, Nubla (2021) Penafsiran Ayat-Ayat Kesetaraan Gender (Studi Komparasi Atas Penafsiran Ibn ‘Āsyūr dan M. Quraish Shihab). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Nubla Nabila_U20151063.pdf - Submitted Version Download (6MB) |
Abstract
Penafsiran terhadap Al-Qur’an pada dasarnya telah dimulai sejak masa Nabi Muhammad, kemudian terus berlanjut hingga era kontemporer saat ini. Adapun metode dan bentuk penafsiran masih ada yang menjelaskan bias gender. Beberapa mufassir masih berusaha mempertahankan pemahaman yang melanggengkan unsur ketidaksetaraan gender, mereka masih mengikuti interpretasi-interpretasi pra-modern dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman. Peneliti mengambil judul ini karena sampai saat ini isu-isu tentang gender masih menjadi perdebatan setiap periodenya dan para mufassir masih banyak sekali yang memperdebatkannya. Penelitian ini fokus 2 ayat gender tentang kepemimpinan dan poligami, dengan perbandingan dua mufassir yang berbeda latar belakang sosial politik dan keilmuannya yakni pandangan Ibn ‘Āsyūr dan M. Quraish Shihab. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah. 1) Apa yang mempengaruhi penafsiran Ibn ‘Āsyūr dan M. Quraish Shihab tentang ayat-ayat kesetaraan gender. 2) Bagaimana perbandingan penafsiran antara Ibn ‘Āsyūr dan M.Quraish Shihab tentang ayat-ayat kesetaraan gender. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi penafsiran Ibn ‘Asyur dan M.Quraish Shihab tentang ayat-ayat kesetaraan gender. 2) Untuk menganalisis perbandingan penafsiran antara Ibn ‘Asyur dan M.Quraish Shihab tentang ayat-ayat kesetaraan gender. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode (Library Reseach) yakni serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah salah satu yang mempengaruhi penafsiran kedua mufassir salah satunya ialah sosial politik, latar belakang kehidupan bahkan dari segi keilmuannya. Perbandingan ayat-ayat kesetaraan gender pada surah an-nisa ayat 34 Ibn ‘Āsyūr menafsirkan makna Arrijal dengan makna laki laki pada umunya artinya bukan khusus untuk suami saja tetapi menurut beliau lafadz itu menunjukkan ke umum artinya semua laki laki tidak harus suami untuk menjadi laki laki yang Qawwamun, memimpin,mengayomi dan melindungi. Sedangkan Quraish Shihab menafsirkan makna Arrijal dan Qawwamun dengan makna khusus yakni laki laki yang di maksud dalam lafadz rijal adalah suami dalam rumah tangga yang menjadi qawwamun pada anggota keluarga lainya. Pada surah an-nisa ayat 3 Ibnu asyur menafsirkan akan di bolehkanya poligami bagi anak anak yatim. Sedangkan Quraish Shihab tidak membolehkan juga tidak melarang sebab menurut beliau poligami itu adalah jalan yang bisa di tempuh jika memang tidak ada jalan lain, itupun peluang untuk melakukan poligami kecil.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Depositing User: | Mr abdul mangang |
Date Deposited: | 12 Sep 2022 12:04 |
Last Modified: | 12 Sep 2022 12:04 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/13044 |
Actions (login required)
View Item |