Praktek Perjodohan Di Lingkungan Masyarakat Pandhalungan Desa Gumukmas Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember Prespektif Fiqih Munakahat

Fikrih, Khusnul (2019) Praktek Perjodohan Di Lingkungan Masyarakat Pandhalungan Desa Gumukmas Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember Prespektif Fiqih Munakahat. Undergraduate thesis, IAIN Jember.

Text Khusnul Fikrih_S20151036.pdf - Submitted Version Download (3MB)

Abstract

Adat perjodohan adalah salah satu tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Madura secara turun temurun dari generasi ke generasi. Perjodohan menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dikaji karena sebagian besar masyarakat Madura memandang adat perjodohan sebagai hal yang lumrah dilakukan dan sering terjadi dalam realita kehidupan dikalangan masyarakat suku Madura, khususnya di kalangan masyaraka Pandhalungan Desa Gumukmas Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. Kehidupan di daerah Pandhalungan dengan ragamnya etnis budaya tidak menjadi penghalang dan hambatan bagi suku Madura yang berada di wilayah Pandhalungan tersebut untuk menjodohkan anak-anaknya. Berdasarkan realita tersebut, penulis merumuskan empat fokus penelitian yaitu: 1) Bagaimana proses perjododhan di lingkungan masyarakat Pandhalungan Desa Gumukmas Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember? 2) Apa faktor yang menyebabkan terjadinya praktek perjodohan di lingkungan masyarakat pandalungan Desa Gumukmas Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember, 3) Bagaimana respon masyarakat pandalungan Desa Gumukmas Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember dengan adanya praktek perjodohan 4) Bagaimana tinjauan Fiqih Munakahat terhadap parktek perjodohan di lingkungan masyarakat pandalungan Desa Gumukmas Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan Proses perjodohan di lingkungan masyarakat Pandhalungan, 2) Mendeskripsikan faktor yang menyebabkan terjadinya perjodohan, 3) Mendeskripsikan tinjauan Fiqih Munakahat terhadap praktek perjodohan di lingkungan masyarakat Pandhalungan,. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu suatu penenelitian yang diupayakan untuk mengamati Permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat obyek tertentu. Sedangkan pendekatan menggunakan kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati. Teknik pengumpualn datanya menggunakan tekni observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah melakukan penelitian, penulis mendapatkan hasil bahwa 1) proses pelaksanaan perjodohan dilingkungan masyarakat Pandhalungan dilakukan mulai dari pendekatan antar kedua keluarga, proses pendekatan antar kedua calon, hingga masa peminangan, namun ada juga masyarakat yang melakukan perjodohan tetapi tidak melakukan proses tersebut, yang demikian dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat Pandhalungan dimana dua budaya dominan hidup berdampingan akan ada yang lebih berpengaruh yaitu budaya suku jawa lebih unggul dari pada budaya suku Madura. 2) Praktek perjodohan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor kekeluargaan dan faktor keta’diman terhadap Kiyai atau tokoh Agama. 3) Praktek perjodohan ini terjadi lantaran adanya intervensi atau paksaan dari orang tua untuk melakukan perjodohan, akan tetapi khitbah dalam Fiqih Munakahat dilakukan atas dasar kerelaan kedua pasangan atau salah satunya dalam melakukan khitbah, menurut Imam Hanafi, Imam asysauri, Imam al-Auza’I, Abu Sur dan sebagian lainnya wajib ada rida (Persetujuan), Diperkuat lagi di dalam undang-undang perkawinan tahun 1974 BAB II pasal 6 ayat 1 yang berbunyi:“Perkawinan harus di dasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai”, kemudian dalam KHI pada Pasal 16 Ayat 1 dan 2. pernyataan kerelaan yang jelas dari pihak wanita juga menjadi salah satu syarat terlaksananya akad yang diharapkan akan mewujudkan keluarga yang harmonis dan sakinah mawaddah wa rahmah.

Actions (login required)

View Item