Studi Komparatif Antara Fiqh Munakahat Dan Kompilasi Hukum Islam Tentang Hukum Mempermainkan Talak

Alansyah, Muhammad Fikri (2022) Studi Komparatif Antara Fiqh Munakahat Dan Kompilasi Hukum Islam Tentang Hukum Mempermainkan Talak. Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Muhammad Fikri Alansyah, (S20181053).pdf

Download (2MB)

Abstract

Dalam perkawinan atau hidup bersosial mustahil apabila tidak ada permasalahan. Talak bukanlah kata yang diucapkan ketika rumah tangga diterpa masalah apabila terdapat solusinya. Talak adalah suatu bentuk keseriuasan bukan untuk tempat bercanda, candanya tersebut diangggap keseriusan pada aturan Islam. Perbuatan mempermainkan talak merupakan perbuatan yang keji karena sama saja mempermainkan perkawinan. Berbeda dengan KHI talak hanya bisa dijatuhkan didepan sidang Pengadilan Agama. Hukum negara Indonesia hanya mengakui perceraian yang telah dijatuhkan dan dinyatakan di depan sidang Pengadilan Agama.
Fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana persamaan fiqh munakahat dan kompilasi hukum Islam tentang hukum mempermainkan talak. 2) Bagaimana perbedaan fiqh munakahat dan Kompilasi Hukum Islam tentang hukum mempermainkan talak. Berdasarkan dengan fokus masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan fiqh munakahat dan Kompilasi Hukum Islam terhadap hukum mempermainkan talak. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pustaka (library research). Metode pengumpulan data yakni metode dokumentasi, penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersumber dari Al-Qur’an, hadits, buku dan KHI. Analisis data peneliti menggunakan analisis isi atau content analysis dan analisis komparatif (perbandingan).
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan, peneliti menyimpulkan bahwa: (1) Persaamaan antara fiqh munakahat dan KHI yakni sama-sama talak merupakan salah satu sebab putusnya perkawinan. Dalam fiqh munakahat talak dibebankan ditangan suami, karena suami dipandang memelihara kelangsungan hidup. Hal-hal tersebut menjadi pengikat bagi suami untuk tidak menjatuhkan talak dengan sesuka hati. Begitu juga dalam KHI talak merupakan hak suami yakni di dalam pasal 117 Kompilasi Hukum Islam. Dalam fiqh munakahat dan KHI suami dan istri harus berusaha sekuat tenaga agar tidak bercerai kecuali dalam keadaan darurat dan tidak ada cara untuk menghindarinya, dan demi untuk kemaslahatan.(2) Perbedaanya yakni, dalam fiqh munakahat talak yang dilakukan secara bermain-main menurut mayoritas fuqaha’ talaknya dianggap jatuh/sah apabila rukun dan syaratnya terpenuhi. Dalam fiqh mempermainkan kata talak juga bisa disebut dengan talak dalam bentuk lafadz sharih. Nilai positif, yaitu suami tidak ceroboh dan bercanda menggunakan kata talak terhadap istrinya, namun juga memiliki nilai negatif, sebab tidak adanya alat bukti tertulis. Namun perceraian tersebut tidak sah menurut Kompilasi Hukum Islam. Kelemahannya, apabila perceraian diputuskan di Pengadilan Agama, adalah seseorang bermain-main dengan kata talak, dengan asumsi talak tidak dihitung Kompilasi Hukum Islam juga memiliki kelebihan positif, yaitu adanya butki tertulis yang menguatkan perkara perceraian.
Kata Kunci: Mempermainkan, Talak, Fiqh Munakahat, KHI

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law
18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012807 Talaq & Khulu' (Divorce)
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga
Depositing User: Mr Muhammad Fikri Alansyah
Date Deposited: 22 Dec 2022 09:01
Last Modified: 22 Dec 2022 09:01
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/16034

Actions (login required)

View Item View Item