MAHAR DA’I DALAM AL-QUR’AN (Studi Penafsiran Hamami Zadah dalam Tafsir Hamami Yâsin)

Afandi, ahmad (2023) MAHAR DA’I DALAM AL-QUR’AN (Studi Penafsiran Hamami Zadah dalam Tafsir Hamami Yâsin). Undergraduate thesis, uin kh achmad siddiq jember.

[img] Text
watermark Skripsi Afandi (Mahar Da'i) Wisuda.pdf

Download (2MB)

Abstract

Kata Kunci: Mahar, Da’i, Surat Yâsin
Pemberian imbalan dalam dunia dakwah merupakan fenomena yang telah biasa terjadi hampir di semua elemen masyarakat dan aktivitas keagamaan. Fenomena ini sangat tampak dalam kegiatan ceramah agama, baik itu dalam forum akademik maupun dalam forum pengajian umum di masyarakat. Seorang penceramah saat ini tidak segan memasang tarif tertentu terhadap orang yang mengingankan dakwahnya. Seakan fenomena ini menjadi sesuatu yang sangat dikomersilkan. Seolah jasa seorang penceramah agama disamakan dengan penghibur, penyanyi, artis, atau lain sejenisnya. Ironinya, ukuran dakwah bukan lagi level ilmu dan kemampuannya, tetapi populer atau tidaknya si penceramah. Juga bisa jadi penceramah itu malah dari kalangan mereka yang dari segi ilmunya sangat sedikit, tapi masyarakat terkadang tidak mempedulikan semua itu. Karena semangatnya mungkin bukan lagi menimba ilmu, tapi semangat popularitas, gengsi dan sejenisnya.
Pokok pembahasan dalam kajian ini memuat tiga fokus permasalahan, yakni Pertama, penafsiran Hamami Zadah mengenai pemberian upah Terhadap seorang da’i dalam al-Qur’an Surat Yâsin ayat 21. Kedua, metode penafsiran Hamami Zadah dalam Tafsir Hamami Yâsin Ayat 21. Ketiga, penerapan hermeneutika double movement terkait Tafsir Hamami Zadah dalam al-Qur’an Surat Yâsin ayat 21. Menggunakan pendekatan desktiptif-analisis, dengan jenis penelitian dalam kajian ialah penelitian pustaka (library research). Dalam kajian penelitian al-Qur’an dan tafsir, jenis ini disebut dengan metode Tahlili atau terperinci. Mengingat surat Yâsin merupakan surat induk yang serat makna dan menjadi salah satu surat populer bagi masyarakat karena menyimpan berbagai kasiat, kalam hikmah dan pelajaran hidup yang mampu diimplementasikan dalam kehidupan nyata.
Penelitian ini menghasilkan jawaban yakni; (1) Hamami Zadah dalam tafsirnya mengemukakan bawah seorang da’I tidak diperkenankan mengambil apalagi mematok upah tertentu dalam menjalankan misi dakwahnya. (2) sistematika penafsiran Hamami Zadah dengan melakukan penafsiran dengan metode Tahlili, yaitu beliau memberikan penafsiran dari masing masing ayat secara rinci. Sekaligus penggunaan sumber otentik penafsiran melalui al-Qur’an, hadis, riwayat sahabat, dan syair-syair. (3) penerapan hermeneutika double movement yang menghasilkan implikasi bahwa ketika ditarik pada masa turunnya surat Yâsin 21 tentang upah seorang da’i dengan pertimbangan seseorang yang berdakwah akan terjerumus pada upahnya saja sehingga memasjinalkan substansi dakwah yang dilakukan. Berbeda dengan konteks dakwah masa masa kini di mana dakwah telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat dan bahkan telah menjadi salah satu bagian dari provesi di dunia pekerjaan, sehingga secara tidak sengaja akan memperoleh bayaran dari dakwah yang dilakukan, bahkan mampu menentukan harga tertentu.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Ahmad Afandi
Date Deposited: 14 Jan 2023 08:14
Last Modified: 14 Jan 2023 08:14
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/17389

Actions (login required)

View Item View Item