PERNIKAHAN BEDA AGAMA PRESPEKTIF IMAM ABU JA’FAR MUHAMMAD BIN JARIR AT-THABARI (Studi Analisis Tafsir Jāmi’ Al-Bayān ‘An Ta’wīl Āyi Al-Qur’ān)

Durrina, Ashfiyatu (2023) PERNIKAHAN BEDA AGAMA PRESPEKTIF IMAM ABU JA’FAR MUHAMMAD BIN JARIR AT-THABARI (Studi Analisis Tafsir Jāmi’ Al-Bayān ‘An Ta’wīl Āyi Al-Qur’ān). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Shiddiq.

[img] Text
ASHFIYATU DURRINA WATERMARK.pdf

Download (1MB)

Abstract

Fenomena pernikahan beda agama sudah tidak asing didengar oleh telinga, prespektif pernikahan beda agama dalam Islam, yaitu pernikahan antara laki-laki muslim dengan perempuan nonmuslim, ataupun sebaliknya. Ayat Al-Qur’an yang mengkaji kategori pernikahan beda agama terdapat pada, QS al-Baqarah [2:221], QS al-Maidah [5:5], QS al-Mumtahannah [60:10]. Fokus penelitian dalan skripsi ini yaitu: (1) Bagaimana penafsiran Imam Abu Ja’far terhadap penikahan beda agama dalam ayat-ayat Al-Qur’an pada Tafsir At-Thabari. (2) Bagaimana konteks sosio-historis ayat-ayat pernikahan beda agama dalam Al-Qur’an.
Tujuan dari penelitian ini: (1) Mendeskripsikan penafsiran Imam Abu Ja’far terhadap pernikahan beda agama dalam ayat-ayat Al-Qur’an pada tafsir At-Thabari. (2) mendeskripsikan konteks sosial-historis ayat-ayat pernikahan beda agama dalam Al-Qur’an. Adapun jenis penelitian ini menggunakan studi kepustakaan atau library research, yaitu mengumpulkan data-data berupa buku, jurnal, artikel dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pembahasan yang diteliti dengan menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah histori faktual yang berkaitan dengan pemikiran tokoh.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan: (1) Imam Abu Ja’far pada kitab tafsirnya Jāmi’ Al-Bayān ‘An Ta’wīl Āyi Al-Qur’ān, mengharamkan pernikahan antara laki-laki muslim dengan perempuan musyrik, khususnya musyrik bangsa arab yang tidak memiliki kitab suci. Dalam hukum menikah dengan ahl al-Kitab, Ibnu Jarir membolehkan hal tersebut dengan syarat Ahl al-Kitab yang al-Muhsanat, kategori al-muhsanat menurutnya yaitu, wanita ahl al-kitab yang merdeka dan menjaga kehormatan dari zina. Untuk pernikahan wanita muslim dengan laki-laki ahl al-Kitab yang muhsin, hukumnya boleh asalkan tidak berniat menjadikan gundik dan menjadikan kekasih tanpa diikat dengan akad yang sah. (2) Kajian sosio historis ayat-ayat pernikahan beda agama dalam Al-Qur’an dilihat dari asbab an-Nuzulnya dapat dijadikan argumentasi hukum ayat tersebut, disertai dengan implikasi ayat yang terkait. Seperti wahyu al-Baqarah ayat 221 turun terlebih dahulu, lalu dinaskhkan oleh al-Maidah ayat 5. Dari histori tersebut hukum sosialnya dapat disimpulkan bahwa hukum yang terakhir turun digunakan sebagai acuan, sesuai dengan berkembangnya zaman.
Kata kunci: Pernikahan Beda Agama, Tafsir At-Thabari.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Ashfiyatu Durrina
Date Deposited: 18 Jan 2023 01:05
Last Modified: 18 Jan 2023 01:05
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/17786

Actions (login required)

View Item View Item