Nusyuz Suami dan Relevansinya Dengan Kesetaraan Gender Perspektif Siti Musdah Mulia

Ilyas, R.A. Mutmainnah (2016) Nusyuz Suami dan Relevansinya Dengan Kesetaraan Gender Perspektif Siti Musdah Mulia. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
R.A. Mutmainnah Ilyas_083121029.pdf

Download (3MB)

Abstract

Nusyuz adalah membangkang atau tidak tunduk kepada Tuhan. Pada perjalananya pemaknaan tentang Nusyuz ini berkembang dan sering dideskripsikan sebagai tindakan perempuan (istri) yang lari atau keluar dari rumah, tanpa izin dari suami, dengan maksud membengkang kepada suaminya. Dari pemahaman tersebut tersirat bahwa nusyuz hanya dilekatkan pada pihak istri semata. Oleh karena itu, berdasarkan fakta tersebut seorang perempuan aktifis gender, Siti Musdah Mulia mengatakan adanya Nusyuz Suami. Siti Musdah Mulia mengkritisi Kompilasi Hukum Islam yang merupakan produk hukum (dibuat dengan bersumberkan kitab-kitab fiqih klasik) yang sudah tidak sesuai dengan keadaan sosial dan budaya masyarakat Indonesia dan perlu untuk diperbaharui kembali. Kemudian bersama Tim Pengurus Utama Gender (PUG) di lingkungan Departemen Agama, melakukan penelitian terhadap Kompilasi Hukum Islam dan merumuskan Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam (CLD-KHI) sebagai upaya untuk melahirkan hukum-hukum yang menjunjung tinggi Hak asasi manusia, pluralisme dan kesetaraan gender. Sebagai wujud pembaharuan hukum Islam, dari sinilah pemikiran Siti Musdah Mulia itu menjadi sangat penting untuk dikaji sebagai suatu aktivitas dalam rangka melakukan pembaharuan hukum Islam. Selain itu, Siti Musdah Mulia sendiri juga merupakan orang asli Indonesia dan mengerti bagaimana keadaan sosial, budaya, politik, dan keagamaan yang terjadi di Indonesia. Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1). Bagaimana Pemikiran Siti Musdah Mulia tentang Nusyuz Suami? 2). Bagaimana konsep Nusyuz suami relevansinya dengan kesetaraan gender? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang Nusyuz Suami dan Relevansinya dengan Kesetaraan Gender pespektif Siti Musdah Mulia. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut. Peneliti menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan filosofis (maqashidasy syari’ah). Adapun teknik pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Penelitian ini memperoleh kesimpulan, 1) Menurut Siti Musdah Mulia Nusyuz tidak berlaku untuk pihak istri saja, namun juga berlaku untuk suami. Untuk itu beliau memberikan gagasan baru dalam CLD-KHI pada pasal 53 ayat 1,2,3, dan 4. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa Nusyuz juga berlaku bagi suami. 2) Dan konsep Nusyuz Suami tersebut relevan dengan kesetaraan gender. Sebab kesetaraan gender merupakan unit inti dalam relasi keadilan social. Dan relevansi tersebut diharapkan menemukan ajaran yang sejati, original dan memadai dengan situasi yang dihadapi saat ini.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah > Ahwal As-Syakhsyiyyah
Depositing User: Ms Diva Magang
Date Deposited: 03 Feb 2023 08:45
Last Modified: 03 Feb 2023 08:45
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/18435

Actions (login required)

View Item View Item