: Pandangan Para Pengasuh dan Santriwati Pesantren As-Sunniyah Tentang Niqab (Sebuah Studi Living Qur’an).

Firdausi, Hilayatul Hauroil (2015) : Pandangan Para Pengasuh dan Santriwati Pesantren As-Sunniyah Tentang Niqab (Sebuah Studi Living Qur’an). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Hilyatul Hauroil Firdausi_082112001.pdf

Download (2MB)

Abstract

Cadar atau niqab identik dengan Islam garis keras, radikal. Tetapi ada pesantren NU yang tradisionalis yang mewajibkan cadar. Pesantren tersebut adalah pesantren AsSunniyah yang terletak di Kencong Kab. Jember. Terkait dengan hal tersebut, maka peneliti mengangkat judul Pandangan para pengasuh dan santriwati pesantren As-Sunniyah tentang niqab. Dengan rumusan masalah: 1) Bagaimanakah pemahaman para pengasuh dan santriwati ponpes As-sunniyah tentang niqab? 2) Faktor-faktor apa saja yang membentuk dan mempengaruhi pemahaman tersebut? 3) Apa implikasi bagi pengembangan pemahaman tentang konsep jilbab di Indonesia? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa pemahaman para pengasuh di pesantren As-Sunniyah dalam menafsirkan ayat-ayat tentang jilbab, serta faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pengasuh mempunyai faham bahwa memakai niqab adalah suatu kewajiban, sehingga tidak hanya diterapkan kepada istri dan putri-putrinya melainkan juga pada santriwatinya. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif, dan menggunakan metode analisis deskriptif. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapang (field research) sehingga melakukan pendekatan dengan pendekatan fenomenologis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara (interview), observasi partisipan, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitis. Berdasarkan hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa pandangan para pengasuh yang mewajibkan santriwatinya memakai niqab adalah karena perbedaan dalam menafsirkan ayat 59 dari surah Al-Ahzab yang berbunyi “Yudniina ‘alaihinna min jalabibihin...” menurut penafsirannya, ayat tersebut adalah perintah untuk menutup seluruh anggota tubuhnya, tidak hanya sekedar menggunakan jilbab. Sedangkan menurut pandangan santriwatinya mengalami pro dan kontra, sehingga ada beberapa santri yang memakai niqab hanya untuk mematuhi peraturan yang ada di Pesantren. Faktor yang mempengaruhi dan membentuk pemahaman tersebut bukan karena menganut aliranaliran keras seperti Wahabi, HTI, Salafy. Melainkan faktor latar belakang pendidikan yang lama belajar di Makkah pada guru besar Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki AlHasani, menganut sebagian besar madzhab Syafi’i yang mewajibkan wanita muslimah menutup seluruh anggota badannya dan mengikuti pendapat Ulama’ kontemporer Ali Ash-Shabuni. Implikasi/relevansi pandangan KH. Sholahudin Munsif dapat digunakan untuk memperbaiki budaya jilbab yang sudah mulai melenceng dari tujuan Syar’inya, yaitu harus menutup hingga ke dada, tidak sempit, tidak menerawang, dan tidak bertujuan untuk menarik perhatian disekitar.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220407 Studies in Religious Traditions (excl. Eastern, Jewish, Christian and Islamic Traditions)
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits
Depositing User: Ms Diva Magang
Date Deposited: 15 Feb 2023 02:25
Last Modified: 15 Feb 2023 02:25
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/18794

Actions (login required)

View Item View Item