Al Kadzim, Musa (2017) Penerapan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough dalam Studi Tafsir Al-Qur’an (Studi Kasus Su>rah al-D{uha dalam Al-Tafsi>r AlBaya>ni> Li Al-Qur’a>n Al-Kari>m Karya Bint Al-Sha>t}i’). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Musa Al Kadzim_082132006.pdf Download (2MB) |
Abstract
Metode-metode penafsiran pada akhir abad ini dinilai sebagai metode penafsiran yang stagnan. Metode Tafsir selama ini ternyata merupakan peninggalan metode abad ke-3 dan ke-4 Hijriyah. Kemudian muncullah sebuah karya monumental Bint Al-Sha>t}i’, Al-Tafsi>r Al-Baya>ni> Li Al-Qur’a>n Al-Kari>m yang tergolong ke dalam tafsir kontemporer. Karya ini berisikan surah pendek yang dimulai dengan menafsirkan su>rah al-D{uha. Analisis wacana kritis merupakan metode baru di dalam penelitian ilmuilmu sosial dan budaya. Analisis wacana kritis ini menarik sekelompok ilmuwan untuk melakukan kegiatan ilmiah secara berbeda. Salah satu pendiri analisis wacana kritis adalah Norman Fairclough. Analisis Norman Fairclough didasarkan pada pertanyaan bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Penjelasan-penjelasan di atas mengantarkan alasan bagi peneliti mengapa tertarik meneliti penafsiran surah al-D{uha dalam Al-Tafsi>r Al-Baya>ni> Li AlQur’a>n Al-Kari>m karya Aisyah Abdurrahman Bint al-Sha>t}i menggunakan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Beberapa fokus kajian demi memudahkan proses penelitian ini, yaitu: a. Bagaimana pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough? b. Bagaimana metodologi penafsiran su>rah al-D{uha menurut Bint al-Sha>t}i’? c. Bagaimana penerapan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough pada penafsiran su>rah al-D{uha Bint al-Sha>t}i? Tujuan penelitian ini adalah untuk : a. Mendeskripsikan pendekatan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. b. Menjelaskan metodologi penafsiran su>rah al-D{uha menurut Bint al-Sha>t}i. c. Menganalisa penerapan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough pada penafsiran su>rah al-D{uha Bint al-Sha>t}i Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode deskriptif dan metode deskriptif-analisis. Metode deskriptif yaitu mendeskripsikan konstruksi dasar analisis wacana kritis Fairclough, menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari analisis wacana kritis tersebut, termasuk implikasi-implikasinya. Kedua, menggunakan metode deskriptif-analisis, yaitu mendeskripsikan konstruksi penafsiran Bint al-Sha>t}i, kemudian diolah dan dianalisis secara terpusat penafsiran Bint al-Sha>t}i menggunakan analisis wacana kritis Fairclough untuk diambil kesimpulannya. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Analisis Norman Fairclough didasarkan pada pertanyaan besar bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Fairclough menunjukkan tiga dimensi sebagai pendekatan analisis wacana kritis sehingga dapat digunakan pada pendekatan Pertama, dalam kandungan teks, berhubungan dengan perbendaharaan kata yang terkait dengan makna tertentu. Kedua, analisis praktik digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id viii diskursif akan melihat kekuatan pernyataan dalam arti sejauh mana mendorong tindakan atau kekuatan afirmatifnya. Ketiga, praksis sosial akan menggambarkan bagian aktivitas sosial dalam praksis. (2) Bint al-Sha>t}i menggunakan empat prinsip dasar dalam menafsirkan surah al-D{uha. Pertama, prinsip “sebagian ayat al-Qur’an menafsiri ayat lain”. Kedua, munasabah yang metode mengaitkan kata atau ayat dengan kata atau ayat yang ada di dekatnya. Ketiga, prinsip bahwa suatu ibrah atau ketentuan suatu masalah berdasar atas bunyi umum suatu ayat, bukan berdasar atas sebab khusus. Keempat, keyakinan bahwa kata-kata dalam bahasa Arab al-Qur’an tidak mengandung sinonimitas (kesamaan). (3) Penafsiran surah al-D{uha karya Bint al-Sha>t}i di hadapan Analisis Wacana Kritis Fairclough memiliki beberapa simpulan. Pertama, dalam analisis teks, penafsiran Bint alSha>t}i mengutamakan beberapa istilah-istilah tertentu dalam al-Qur’an, tanpa merunut akar sejarah konteks tiap ayatnya lebih dalam. Kedua, analisis praktik diskursif yang berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks. Dalam hal ini penafsiran Bint al-Sha>t}i terpacu karena terdapat landasan dalam kata pengantarnya bahwa kondisi-kondisi keagamaan, politik, dan sejarah yang membentuk pemahaman orang Arab terhadap Al-Qur’an dan interpretasi telah berjalan tanpa penjiwaan bahasa dalam tingkatnya yang paling jernih dan orisinal, karena pengaruh pelbagai noda paham sektarian. Ketiga, praksis sosial. Hal ini ditunjukkan oleh Bint al-Sha>t}i sebagai mufasir dengan penafsiran sedemikian rupa, sehingga menggunakan bahasa-bahasa khususnya dalam tindakannya (penafsiran).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 05 ENVIRONMENTAL SCIENCES > 0501 Ecological Applications > 050199 Ecological Applications not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Ms Diva Magang |
Date Deposited: | 16 Feb 2023 05:04 |
Last Modified: | 16 Feb 2023 05:04 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/18838 |
Actions (login required)
View Item |