Mufidah, Nasoikhatul (2017) Fiqh Feminis Perspektif Asghar Ali Engineer (Tinjauan Terhadap Ayat-Ayat Gender). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Nasoikhatul Mufidah_083131044.pdf Download (3MB) |
Abstract
Islam sama sekali tidak menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, baik dari segi substansi penciptaannya, tugas dan fungsinya, hak dan kewajibannya, maupun dalam rangka meraih prestasi puncak yang diidam-idamkannya. Islam, melalui kedua sumbernya al-Quran dan Sunnah, menetapkan posisi dan kedudukan perempuan setara dan seimbang dengan posisi dan kedudukan lakilaki. Dalam hal ini, seorang feminis Asghar Ali Engineer yang menurut peneliti adalah seorang tokoh yang mempunyai pengaruh besar dalam menuntaskan permasalahan kesetaraan perempuan dan laki-laki. Hal ini di dukung dengan beberapa buah karyanya yang banyak membahas tentang perempuan. Yang salah satunya adalah tentang fiqh feminis, yang di dalamnya menjelaskan tentang hak dan peran perempuan dengan dilihat melalui kacamata fiqh. Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1). Bagaimanakah rekonstruksi hak-hak perempuan dalam fiqh gender perspektif Asghar Ali Engineer? 2). Bagaimanakah rekonstruksi peran perempuan dalam fiqh gender perspektif Asghar Ali Engineer? 3).Bagaimanakah metode interpretasi teks ayat-ayat fiqh gender perspektif Asghar Ali Engineer tentang hak dan peran perempuan di dalam fiqh feminisnya?. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan segala permasalahan yang menjadi fokus masalah dalam penelitian peneliti. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research. Adapun teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik kajian dokumentasi, dengan merujuk pada sumber primer dan sumber sekunder. Dan dalam menganalisis data peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data dan terakhir konklusi. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa tentang hak-hak perempuan dalam fiqh feminisnya, Asghar sebagai sosok feminis, dalam paparannya mengenai hak perempuan dalam perihal kewarisan, Asghar memberikan pemahaman jika konsep 1:2 dalam kewarisan bukanlah suatu konsep ketidakadilan, akan tetapi merupakan hal yang sangat bijaksana ditetapkan dengan segala pertimbangan dalam melihat posisi perempuan yang disisi lain akan mendapatkan hak mahar, waris dari orang tua, dan juga hak nafkah. Dalam membahas poligami, dalam pembacaan Asghar, ayat al-Maidah:3 yang menjadi titik urgen penekanannya adalah suatu keadilan bagi anak yatim, bukan penekanan mengenai pernikahan poligaminya. Dan juga tentang hak di dalam persaksian Asghar memaparkan jika Ayat 282 Al-Baqoroh mengenai persaksian 2 perempuan senilai 1 lakilaki adalah dalam perihal jual beli saja, dan hal ini tidak bisa menjadi justifikasi untuk seluruh aspek selain jual beli. Adapun tentang peran perempuan, beliau juga menerangkan jika di awal sejarah, Islam mencatakan bahwa perempuan sering berperan aktif dalam peperangan, dan dalam kanca perpolitikan, perempuan juga ikut berperan di dalamnya. Sehingga adanya hadits yang seolah mendiskriminasikan kepemimpinan perempuan tidak benar adanya. Karena Al-Qur’an pun tidak perna melarang adanya pemimpin perempuan. Dan dalam fiqh feminisnya, beliau menggunakan metode hermeneutika dalam menginterpretasi teks ayat-ayat gender. Dan juga filsafat praksis, yang banyak dikaji dari para filsuf barat, diantaranya adalah Betrand Russel.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Syariah > Ahwal As-Syakhsyiyyah |
Depositing User: | Ms Diva Magang |
Date Deposited: | 09 Mar 2023 07:33 |
Last Modified: | 09 Mar 2023 07:33 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/19912 |
Actions (login required)
View Item |