Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Nyuwang Nganten (Studi Kasus Di Kalangan Masyarakat Dusun Kecicang Islam Di Desa Bengaya Kangin Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali)

Fitriani, Nila Khojinatul (2016) Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Nyuwang Nganten (Studi Kasus Di Kalangan Masyarakat Dusun Kecicang Islam Di Desa Bengaya Kangin Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Text Nila Khojinatul Fitriani_083121005.pdf Download (37MB)

Abstract

Perkawinan merupakan masalah yang esensial bagi kehidupan manusia, karena disamping perkawinan sebagai saran untuk membentuk keluarga, perkawinan juga merupakan kodrati manusia untuk memenuhi kebutuhan seksualnya, sebenarnya sebuah perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia dengan manusia yaitu sebagai hubungan keperdataan tetapi disisi lain perkawinan juga memuat unsur sakralitas yaitu hubungan manusia dengan Tuhannya, dan manusia dengan ajaran dari nenek moyangnya, seperti masyarakat Dusun Kecicang Yang Masih menjalankan Tradisi sebelum akad Nikah yaitu Nyuwang Nganten, tradisi ini dianggap sebagai syarat sebelum melakukan akad nikah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan tradisi nyuwang nganten di dusun kecicang Islam karangasem Bali. Bagaimana pandangan masyarakat di dusun kecicang Islamterhadap tradisin nyuwang nganten. Bagaimana tinjauan hukum Islamterhadap tradisi nyuwang nganten di dusun kecicang Islamkarangasem. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif merupaka pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena yang terjadi pada masyarakat Dusun Kecicang Islam. Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus.Penelitian studi kasus merupakan penelitianterhadap sebuah kasus, obyek atau sesuatu yang harus diteliti secara menyeluruh, utuh dan mendalam. Misalnya keadaan,kondisi,situasi,peristiwa,atau kegiatan hidup yang ada dalam masyarakat menjadi unsur terpenting dalam kajian yang dilakukan.Penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati keadaan atau kondisi masyarakat yang dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang kegiatan. Adapun hasil penelitian ini diperoleh tiga kesimpulan. Pertama, sebelum pernikahan terdapat tiga kali peminangan, pinangan pertama membawa seserahan gambor, sirih, tembakau, pinang, dan gambir. Peminangan untuk menanyakan jawaban dari pihak calon wanita, dan yang ketiga yaitu Nyuwang Nganten, yang mana calon mempelai wanita dibawa kekediaman calon mempelai laki-laki. Kedua, dalam masyarakat terbagi menjadi dua kelompok dalam memaknai sebuah tradisi yaitu terdapat kelompok yang tidak setuju dengan adanya tradisi Nyuwang Nganten, dan kelompok kedua lain menganggap bahwa tradisi ini adalah suatu yang penting sehingga harus tetap dijalankan sampai saat ini. Ketiga, Tradisi Nyuwang Nganten jika di kaji dan di analisis melalui hukum Islam tradisi ini sesungguhnya tidak relevan dan tidak tercantum dalam syarat maupun rukun pernikahan yang terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) atau kitab-kitab fiqih. Penulis menganggap tradisi Nyuwang Nganten masuk dalam Al-urf al-fasid (kebiasaan yang dianggap rusak) Adalah kebiasaan yang bertentangan dengan digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id v dalil-dalil syara’ dan kaidah-kaidah dasar yang ada dalam syara’. Karena dalam tradisi Nyuwang Nganten tidak membatasi kedua calon dan calon mempelai diperbolehkan masuk ke kamar calon mempelai wanita saat berada di kediaman calon mempelai laki-laki untuk sekedar ngobrol, tanpa ditemani dari pihak keluarga dari calon mempelai laki-laki.

Actions (login required)

View Item