Hadits Tentang Jilbab Dalam Perspektif Hermeneutika Muhammad Syahrur.

Soleha, Robiatus (2018) Hadits Tentang Jilbab Dalam Perspektif Hermeneutika Muhammad Syahrur. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Robiatus Soleha_082 143 021.pdf

Download (3MB)

Abstract

Perdebatan tentang jilbab selalu menimbulkan kontroversi dalam tradisi Hukum Islam. Para ulama klasik menafsirkan jilbab sebagai sebuah perintah Allah swt dan Rasulullah yang wajib dilaksanakan oleh perempuan muslimah. Jika tidak, maka termasuk dosa besar yang melanggar ketentuan hukum Tuhan. Namun, pada era kontemporer ada sebagian pemikir (ulama) yang justru berbeda pemikirannya dengan ulama klasik dalam menafsirkan jilbab. Mereka justru meyakini bahwa jilbab hanyalah sebuah bentuk tradisi yang hanya berlaku di masa Rasulullah yang bersifat zanni. Dimana jilbab dibentuk oleh tradisi yang melingkupinya, yaitu Arab yang menjadi tempat diturunkannya seputar ayat dan hadits jilbab. Para pemikir kontemporer yang berpandangan jilbab hanyalah sebuah tradisi Arab diantaranya, adalah Fazlur Rahman, Muhammad al-Ghazali, Syuhudi Ismail, Khaled M. Abou El Fadl, dan Muhammad Syahrur. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis berusaha memaparkan pemikiran Muhammad Syahrur. Fokus masalah dari penelitian ini adalah : (1) bagaimana pemikiran hermeneutika Muhammad Syahrur?, (2) bagaimana makna hadits mengenai jilbab dikaji dari sudut pandang hermeneutika Muhammad Syahrur? Metode penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Adapun pengumpulan data adalah dokumentasi. Yakni penggunaan dokumen yang berupa kitab, buku, skripsi, jurnal dan yang berkaitan dengan masalah ini, yakni hadits tentang jilbab dalam perspektif hermeneutika Muhammad Syahrur. Peneliti ini menyimpulkan bahwa: (1) adapun Muhammad Syahrur dalam pemikiran dan karya-karyanya mencoba mengaplikasikan bentuk dan metode baru dalam menafsirkan al-Qur‟an dan hadits. Dalam bukunya yang berjudul Nahw Usul jadidah li al-Fiqh al-Islami, Muhammad Syahrur memaparkan metode penafsiran ayat-ayat hukum yang berkaitan dengan masalah wasiat, pembagian harta warisan, kepemimpinan, poligami dan pakaian wanita. Adapun pemikiran hermeneutiknya adalah menggunakan analisis teks kebahasaan, (2) Muhammad Syahrur dalam menafsirkan hadits tentang jilbab menggunakan teori hududnya yaitu batas minimal dan maksimal, batas minimalnya terdapat pada surat QS. an-Nur: 31, yaitu cukup menutup aurat besarnya (al-juyub) yang meliputi farji, dua pantat, dubur, dada atau payudara. Jika diaplikasikan di Indonesia berarti cukup memakai BH dan CD. Sedangkan yang kedua apabila menutupi seluruh tubuhnya dengan cadar, telah keluar dari batas maksimal.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits
Depositing User: Ms Diva Magang
Date Deposited: 13 Mar 2023 07:39
Last Modified: 13 Mar 2023 07:39
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/20081

Actions (login required)

View Item View Item