Latif, Abd. (2019) Wacana Kafir dalam Diskursus Tafsir di Indonesia. (Studi Kasus tentang Respon Ulama terhadap Fatwa LBM NU tentang Istilah Kafir Bagi Warga Negara Non-Muslim). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Abd. Latif_082 132 016.pdf Download (9MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan penulis terhadap maraknya vonis kafir yang terjadi di Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia ramai dengan istilah kafir-megkafirkan. Banyak kelompok atau perseorangan yang dengan mudahnya mengatakan kafir kepada kelompok lain hanya karena perbedaan pemahaman. Apalagi jika ditarik ke ranah politik praktis. Penggunaan kata kafir tidak hanya digunakan untuk menghukumi orang saja, tetapi ada muatan politik untuk meraih kekuasaan atau menjegal lawan politiknya. Di tahun 2019 ini, Indonesia memiliki hajatan besar menyelenggarakan Pemilu Serentak 2019 dimana Pemilihan Presiden dan Anggota legislatif dilaksanakan secara bersamaan. Dalam proses pelaksanaan itu, tidak sedikit yang menggunakan isu agama sebagai jualan politik. Isu agama dianggap paling ampuh untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Disinilah wajah politik Indonesia dalam Pemilu 2019 sangat kentara dengan isu-isu agama. Persoalan ini juga telah diangkat dalam forum Bahtsul Masail Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama di Jawa Barat bulan Februari 2019 kemarin. Dalam forum itu, NU merekomendasikan untuk tidak menggunakan istilah kafir kepada non-muslim atau sesama muslim. Tetapi diganti dengan non-muslim dengan tujuan untuk memelihara dan menjaga persatuan dan kerukunan sesama warga negara Indonesia. Tetapi, rekomendasi itu menuai kontroversi. Ada yang sepakat dengan penghapusan kata kafir dalam konteks berbangsa dan bernegara. Ada yang tidak sepakat karena kata kafir telah tertuang di dalam al-Qur’an jauh sebelum Indonesia merdeka. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana respon umat Islam terhadap fatwa LBM NU 2019 tentang istilah kafir dan non-Muslim ? apa argumentasi masing-masing pihak baik yang pro dan yang kontra ?, dan dalam konteks sosio-politik, seperti apa wacana tersebut muncul ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon umat Islam terhadap keluarnya fatwa dari LBM NU tentang istilah kafir dan non-Muslim, dan juga untuk bisa mengetahui argumentasi tokoh ulama yang pro maupun yang kontra atas penghapusan kata kafir, serta menulusuri kemunculan kata kafir dalam konteks sosio-politik. Hal ini penting untuk diangkat kajian ketafsiran, mengingat fatwa-fatwa keagamaan dan dalil al-Qur’an yang digunakan untuk melegitimasi fatwa tersebut sarat dengan kepentingan politik. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa fatwa atas penghapusan kata kafir bagi warga negara non-Muslim yang ada di Indonesia mengandung motif politik karena fatwa itu dikeluarkan pada saat suhu politik memanas menjelang pemilu 2019 Kata Kunci : Kafir, Munas NU, Pemilu 2019
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Ms Diva Magang |
Date Deposited: | 17 Mar 2023 01:05 |
Last Modified: | 17 Mar 2023 01:05 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/20271 |
Actions (login required)
View Item |