Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Inflasi dan dampaknya terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di Indonesia (Periode 2013-2015).

Latifah, Siti Nur (2017) Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Inflasi dan dampaknya terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di Indonesia (Periode 2013-2015). Masters thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Siti Nur Latifah_0839215007.pdf

Download (5MB)

Abstract

Kata Kunci :Nilai Tukar (Kurs), Jumlah Uang Beredar (M2), Inflasi, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah. Salah satu sarana dalam berinvestasi sesuai prinsip Islam adalah melalui Pasar Modal Syariah. Dengan jumlah penduduk muslim yang sangat besar, idealnya pasar modal syariah sudah jauh lebih berkembang dibanding saat ini. Indonesia berpotensi menjadi pusatnya produk investasi berbasis syariah baik di tingkat global maupun regional. Akan tetapi, berdasarkan survei nasional literasi keuangan tahun 2013 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada 8.000 orang dari 20 provinsi terkait dengan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia, hasil survei tersebut menunjukkan hanya sekitar 6% masyarakat yang mengenal pasar modal. Kondisi ini memberikan tantangan bagi OJK untuk meningkatkan indeks literasi pasar modal. Berbagai upaya sosialisasi yang digelar oleh para Self Regulatory Organization (SRO) dan OJK agar bisa meningkatkan jumlah investor syariah yaitu salah satunya dengan mengadakan festival Pasar Modal Syariah 2016 yang merupakan pertama kalinya diadakan di indonesia sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan instrumen pasar modal syariah melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Berbagai instrumen pasar modal syariah dapat menjadi pilihan diantaranya Saham Syariah, Obligasi Syariah dan Reksadana Syariah. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing instrument, reksadana syariah merupakan salah satu alternatif bagi para investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal syariah. Kelebihan reksadana syariah adalah adanya diversifikasi, yaitu investasi yang mana manajer investasi tidak menempatkan seluruh dana yang dikelola di dalam satu peluang investasi, dengan maksud membagi risiko. Namun, ada fenomena perlambatan pertumbuhan kinerja atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana syariah dari tahun 2013-2014 dan terjadi penurunan pada tahun 2015. Hal tersebut tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang mendasari. Salah satunya terkait dengan masalah risiko investasi, khususnya risiko reksadana syariah yang bersifat sistematik (systematic risk), yaitu risiko yang diakibatkan oleh adanya kondisi atau situasi tertentu yang bersifat makro seperti interest rate risk, exchange rate risk dan inflation riskPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh risiko sistematik yaitu Nilai Tukar (Kurs) dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Inflasi dan dampaknya terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di Indonesia (Periode 2013-2015). Adapun populasi yang digunakan sebanyak 93 reksadana syariah sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling dan ditetapkan 13 reksadana syariah yang mengalami penurunan kinerja sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan Analisis Jalur atau Path Analisys dengan Trimming Model. Data diuji dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik Normalitas, Heterokedastisitas, Multikolinearitas dan Autokorelasi. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Versi 21.0 Hasil analisis menunjukkan bahwa Nilai Tukar (X1) berpengaruh signifikan terhadap tingkat inflasi (Z) dengan koefisien jalur pengaruh langsung 1,583. Jumlah Uang Beredar (X2) berpengaruh signifikan terhadap tingkat inflasi (Z) dengan koefisien jalur pengaruh langsung -1,583. Selain itu, Jumlah Uang Beredar (X2) juga berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah (Y) dengan koefisien jalur pengaruh langsung -1,074, dan inflasi (Z) berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah (Y) dengan koefisien jalur pengaruh langsung 0,310, sedangkan Nilai Tukar (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah (Y) dengan koefisien jalur pengaruh langsung 0,421. Adapun Pengaruh tidak langsung Nilai Tukar (X1) terhadap NAB Reksadana Syariah (Y) melalui Inflasi (Z) signifikan dengan koefisien standardize 0,490, sedangkan pengaruh tidak langsung Jumlah Uang Beredar (X2) terhadap NAB Reksadana Syariah (Y) melalui inflasi (Z) signifikan dengan koefisien standardize -0,490.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 15 COMMERCE, MANAGEMENT, TOURISM AND SERVICES > 1502 Banking, Finance and Investment > 150299 Banking, Finance and Investment not elsewhere classified
Divisions: Program Magister > Ekonomi Syariah
Depositing User: Ms Diva Magang
Date Deposited: 17 Mar 2023 01:23
Last Modified: 17 Mar 2023 01:23
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/20340

Actions (login required)

View Item View Item