Telaah Ayat-Ayat Hukum Keluarga Perspektif Gender (Kritik Terhadap Pemahaman Feminis Muslim).

Yasin, Nur (2016) Telaah Ayat-Ayat Hukum Keluarga Perspektif Gender (Kritik Terhadap Pemahaman Feminis Muslim). Masters thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
NUR YASIN_0839131011.pdf

Download (3MB)

Abstract

Kata Kunci: Ayat Hukum Keluarga, Kritik, Gender, Manusia tercipta dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dua makhluk berjenis kelamin berbeda ini telah menoreh catatan panjang dalam sejarah kemanusiaan dengan berbagai jenis kisahnya. Pada era milenium kedua, tepatnya pada tahun 1792 di Inggris , di tengah kehidupan dunia kelaki-lakian dan keperempuanan muncul gerakan yang disebut feminisme yakni sebuah gerakan yang memperjuangkan hak-hak wanita. Kemudian gerakan ini meluas ke dunia Islam dan sangat mempengaruhi terhadap simpul-simpul pemikiran Islam. Akhirnya banyak bermunculan tokoh-tokoh feminis muslim. Mereka melancarkan kritik-kritik terhadap keputusan fiqhiyah para ulama terdahulu yang dalam istilah mereka disebut bias gender, yakni kekaburan dalam memposisikan laki-laki dan perempuan. Bahkan menurut mereka akibat dari pola pikir ulama terdahulu telah membangun kontruksi budaya yang memasung kaum perempuan. Dengan pola pikir di atas, kaum feminis menuntut untuk melakukan reinterpretasi terhadap al-Qur’an dari berbagai aspek, termasuk aspek hukum keluarga. Mengenai perbincangan gender ini, perbedaan paradigma tafsir gender berasal dari lafaz nafsin wa>hidah dalam surat al-Nisa’ ayat 1 sebagai main resource-nya. Efek dari perbedaan tafsir ini mengimbas kepada persoalan profesionalitas laki-laki dan perempuan di ruang publik, keluarga, waris, persaksian dan poligami. Kemudian ayat-ayat yang berhubungan dengan hal- hal tersebut di tafsir ulang sesuai dengan pola pikir kaum feminis. Maka sebagai sebuah ijtihad, hasil pemikiran mereka bisa benar dan bisa juga salah. Para ulama terhadulu merupakan pemikir modern pada masanya masing-masing. Penafsiran mereka terhadap ayat-ayat tersebut di atas, dalam hubungannya dengan persoalan keperempuanan, substansinya juga dalam rangka menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang di dalamnya ada kaum perempuan. Jika terjadi ketimpangan di masyarakat antara laki-laki dan perempuan, kemudian hal itu di anggap sebagai akibat dari penafsiran para ulama tersebut terhadap al-Qur’an, maka bisa jadi hal itu merupakan kesalahan masyarakat dalam memahami pola pikir para ulama tersebut. Oleh karena itu, terhadap dua kelompok ini harus di kritisi dengan sikap wasathiyah dalam rangka menguatkan (tarjih) salah satunya atau memadu keduanya (al-jam’u).

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012899 Islamic Family Law not elsewhere classified
Divisions: Program Magister > Hukum Keluarga
Depositing User: Ms Diva Magang
Date Deposited: 17 Mar 2023 01:51
Last Modified: 17 Mar 2023 01:51
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/20463

Actions (login required)

View Item View Item