Zahra, Ms. (2015) Studi Kritis Terhadap Pemikiran Agus Mustofa dalam Buku Ternyata Akhirat Tidak Kekal. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
Ms. Zahra_082112015.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kata Kunci: Pemikiran AgusMustofa, Akhirat, Kekal Allah menggariskan ada lima fase kehidupan yang akan dilalui oleh manusia. Masing-masing fase kehidupan saling berhubungan satu dengan lainnya, hingga puncaknya kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Kehidupan akhirat merupakan salah satu rukun iman yang harus dipercayai dan diyakini kebenaran dan keberadaannya. Secara logis, manusia selalu membutuh kenapa yang dinamakan dengan balasan atas apa yang telah dilakukan pada kehidupan di dunia maka akhirat yang kita yakini alam yang kekal sebagai tempat pembalasan. Faktanya ada juga yang menyatakan bahwa akhirat itu tidak kekal seperti salah satu karya Agus Mustofa dalam bukunya Ternyata Akhirat Tidak Kekal. Maka terkait dengan hal tersebut peneliti memilih judul “Studi Kritis Terhadap Pemikiran Agus Mustofa dalam Buku Ternyata Akhirat Tidak Kekal”. Dengan fokus masalah yaitu: apa pemikiran Agus Mustofa tentang akhirat, bagaimana konsep akhirat menurut al-Quran dan bagaimana analisis terhadap pemikiran Agus Mustofa tentang akhirat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana ayat-ayat al-Quran menjelaskan tentang akhirat, pemikiran Agus Mustofa tentang akhirat dan kemudian mengungkapkan kritik terhadap pemikiran Agus Mustofa tentang akhirat. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif, jenis penelitianya library reaserch. Teknik pengumpulan data yang utama dokumentasi kemudian metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Agus Mustofa mempunyai metode sendiri dalam memahami al-Quran yaitu “Metode Puzzle”, yang kemudian ia gunakan dalam menafsirkan ayat-ayat tentang akhirat dalam al-Quran. Didasarkan pada QS. Hud: 108 kemudian melahirkan sebuah kesimpulan kekalnya akhirat bergantung pada langit dan bumi, pemikiran ini sudah ada sejak lama yaitu muncul pada periode pemerintahan dinasti Umayyah, yang dibawa oleh Jahm bin Shafwan. Pernyataan tentang ketidak kekalan akhirat sangat berbeda dari apa yang disimpulkan oleh ulama tafsir, QS. Hud: 108 adalah ayat yang menjelaskan kekalnya akhirat dengan pengungkapan gaya bahasa orang Arab yaitu “selama langit dan bumi” merupakan ungkapan kekal abadi. Kekal ini berbeda antara Tuhan dan makhluknya, Tuhan kekal esensial sedangkan makhluknya kekal aksidental.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits |
Depositing User: | Ms Diva Magang |
Date Deposited: | 20 Mar 2023 09:02 |
Last Modified: | 20 Mar 2023 09:02 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/20753 |
Actions (login required)
View Item |