Manajemen Komunikasi dalam Penyelesaian Konflik di Pesantren Abul Abbas Rambipuji Jember.

Wati, Dewi Casandra (2018) Manajemen Komunikasi dalam Penyelesaian Konflik di Pesantren Abul Abbas Rambipuji Jember. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Text Dewi Casandra Wati_084 143 069.pdf Download (1MB)

Abstract

Konflik adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. Konflik melekat erat dalam jalinan kehidupan. Umat manusia selalu berjuang dengan konflik. Oleh karena itu hingga sekarang kita dituntut untuk selalu memperhatikan konflik. Pada dasarnya, konflik terjadi bila dalam satu peristiwa terdapat dua atau lebih pendapat atau tindakan yang dipertimbangkan. Konflik tidak harus berarti berseteru, meski situasi ini dapat menjadi bagian dari situasi konflik. Dalam pesantren tidak luput dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda sehingga tidak heran ketika ada beberapa konflik yang ada di dalam pesantren. Hal ini peneliti tertarik untuk meneliti disebuah lembaga pendidikan nonformal yaitu pesantren. Dan juga peneliti tertarik ketika dalam konteks keamanan di dalam pesantren ketika ada santri yang berkonflik santri tersebut terlindungi dari pencemaran nama baik atau disebut dengan menutupi aib (Satirul uyu’) Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus penelitiannya: 1)Bagaimana manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik individu di Pesantren Abul Abbas Rambipuji Jember?, 2)Bagaimana manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik antar individu di Pesantren Abul Abbas?, 3) Bagaimana manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik antar individu dan kelompok di Pesantren Abul Abbas? Tujuan penelitian adalah: 1)Mendeskripsikan manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik individu di Pesantren Abul Abbas Rambipuji Jember, 2)Mendeskripsikan manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik antar individu di Pesantren Abul Abbas, 3)Mendeskripsikan manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik antar individu dan kelompok di Pesantren Abul Abbas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian Studi Kasus. Penentuan subyek penelitian secara purposive. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Data analisis menggunakan tekhnik reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan tehnik. Hasil penelitiannya adalah: 1. Dari hasil temuan dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti dan berdasarkan kajian teori yang telah disajikan, maka dapat di gambarkan bahwasannya manajermen komunikasi dalam penyelesaian konflik individu di Pesantren Abul Abbas Jember adalah komunikasi secara verbal dengan memberi arahan-arahan yang membangun. Dengan konflik yang terselesaikan maka lembaga tersebut akan mengurangi beberapa konflik yang ada di dalam pesantren. Dalam penyelesaiannya konfliknya menggunakan cara integrating karena metode ini mendorong tumbuhnya creative thingking (berfikir kreatif). Mengembangkan alternatif adalah salah satu kekuatan dari gaya integrating. Dengan memakai metode ini konflik-konflik yang ada dapat terminimalisirkan. 2 Sesuai dengan hasil temuan dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti dan berdasarkan kajian teori yang telah disajikan, maka dapat di gambarkan bahwasannya manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik antar individu di Pesantren Abul Abbas Jember, adapun komunikasi dalam pesantren yaitu secara lisan dan tulisan. Selain memberikan pengumuman menggunakan aturan-aturan yang ditempel seperti halnya terjadi kenakalan digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id ix remaja, perkelahian sebab kasus pencurian, perkelahian sebab saling mencaki maki dan lain-lain, hal ini orang tua itu harus tau dan diajak diskusi dengan membahas untuk menangani kasus ini dengan bersama-sama. Jadi dengan adanya diskusi maka konflik yang ada akan terminimalisir. Maksudnya dengan adanya Komunikasi verbal yang dilakukan oleh pengasuh pesantren yakni dengan cara seringnya komunikasi terhadap bawahannya yaitu para ustads, pengurus, santri dan juga pihak orang luar yakni orang tua atau wali dengan tujuan lembaga tersebut meminimalisir konflik yang telah ada. Dari komunikasi verbal pemecahan atau penyelesaiannya konfliknya menggunakan cara integrating karena metode ini mendorong tumbuhnya creative thingking (berfikir kreatif). Mengembangkan alternatif adalah salah satu kekuatan dari gaya integrating. Dengan memakai metode ini konflik-konflik yang ada dapat terminimalisirkan. 3. Sesuai dengan hasil temuan dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti dan berdasarkan kajian teori yang telah disajikan, maka dapat di gambarkan bahwasannya manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik antar individu dan kelompok di Pesantren Abul Abbas Jember itu berjalan dengan lancar sehingga antara pengasuh dan seluruh bawahannya hubungan akan terjalin dengan hubungan yang harmonis. Maksudnya ketika pengasuh memberikan arahan pada seluruh bawahannya yakni dengan petunjuk maka bisa dilihat dari tingkah laku. Jadi dengan tingkah laku pengasuh itu dapat ditiru oleh seluru bawahannya yaitu para ustad, pengurus dan santri, dari situlah seluruh bawahan dapat mengerti bagaimana komunikasi verbal dan nonverbal dalam penyelesaian konflik itu berjalan sesuai dengan keinginan bersama. Dan penyelesaiannya konfliknya menggunakan cara integrating karena metode ini mendorong tumbuhnya creative thingking (berfikir kreatif). Mengembangkan alternatif adalah salah satu kekuatan dari gaya integrating. Dengan memakai metode ini konflik-konflik yang ada dapat terminimalisirkan. Dari komunikasi nonverbal pemecahan atau penyelesaiannya konfliknya menggunakan cara obliging karena metode ini menjelaskan tentang kerelaan membantu, metode ini juga dapat dipakai sebagai strategi yang sengaja digunakan untuk mengangkat atau menghargai orang lain.

Actions (login required)

View Item