Kedudukan ahli waris pengganti dalam pembagian waris (Perspektif Kompilasi Hukum Islan dan Burgerlijk Wetboek).

Zahra, Isnaini (2018) Kedudukan ahli waris pengganti dalam pembagian waris (Perspektif Kompilasi Hukum Islan dan Burgerlijk Wetboek). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Isnaini Zahra_083141046.pdf

Download (2MB)

Abstract

kewarisan Islam dan perkembangannya mengenal ahli waris pengganti. Fenomena tentang ahli waris pengganti dalam masyarakat perlu adanya solusi yang bertujuan untuk mencari rasa keadilan, bagi ahli waris . Ahli waris pengganti ialah ahli waris yang menggantikan kedudukan orang tuanya yang telah meninggal terlebih dahulu dari si pewaris. Adapun penelitian ini di fokuskan kepada 1) Bagaimana kedudukan Ahli waris Pengganti dalam pembagian waris perspektif Kompilasi Hukum Islam? 2) Bagaimana kedudukan Ahli waris Pengganti dalam pembagian waris perspektif BW ? 3) Apa persamaan dan perbedaan tentang kedudukan ahli waris Pengganti dalam Kompilasi hukum Islam dan BW?. Dengan tujuan 1) Untuk menjelaskan kedudukan ahli waris pengganti dalam pembagian waris dalam KHI, 2) Untuk mengetahui kedudukan Ahli waris Pengganti dalam pembagian waris dalam BW, 3) Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan tentang kedudukan Ahli waris Pengganti dalam KHI dan BW. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, yang disebabkan penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan yuridis normatif, penelitian ilmu hukum normatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hukum yang satu dengan yang lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu orang yang meninggal dunia terlebih dahulu dari si pewaris maka dapat digantikan oleh keturunannya. Dengan demikian kedudukan ahli waris pengganti itu menggantikan kedudukan orang tuanya sebagai ahli waris untuk mendapatkan harta warisan dari pewaris. Juga tidak terdapat perbedaan yang berhak menggantikan kedudukan orang tuanya sebagai ahli waris pengganti baik laki-laki atau perempuan. Bagian yang diterima ahli waris pengganti dalam BW sama dengan bagian orang yang digantikan, sedangkan dalam KHI bagian yang diterima ahli waris pengganti tidak boleh melebihi bagian ahli waris yang sederajat, dan bagian harta warisan laki-laki dan perempuan dalam KHI 2:1, sedangkan dalam BW bagian yang diterima ahli waris pengganti laki-laki dan perempuan adalah sama yakni 1:1. Kata kunci : ahli waris pengganti, hukum kewarisan islan (KHI), hukum kewarisan KUHPerdata

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180127 Mu'amalah (Islamic Commercial & Contract Law) > 18012799 Mu'amalah (Islamic Commercial & Contract Law) not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah > Ahwal As-Syakhsyiyyah
Depositing User: Ms Diva Magang
Date Deposited: 03 Apr 2023 07:17
Last Modified: 03 Apr 2023 07:17
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/21559

Actions (login required)

View Item View Item