Hakim, Lukman (2019) Internalisasi Nilai-Nilai Aswaja Dalam Membentuk Karakter Religius Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
LUKMAN HAKIM_084 121 362.pdf Download (9MB) |
Abstract
Didalam Ahlussunnah Wal Jama’ah ada beberapa nilai yakni Tawasuth (moderat), Tawazzun (seimbang), Tasammuh (toleran) dan Ta’addul (adil). Tawassuth merupakan sebuah sikap tengah atau moderat yang tidak cenderung ke kanan atau ke kiri. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, pemikiran moderat ini sangat urgen menjadi semangat dalam mengakomodir beragam kepentingan dan perselisihan, lalu berikhtiar mencari solusi yang paling ashlah (terbaik). Tentu saja, sikap moderat ini memiliki landasan ortodoksi sehingga bisa dibedakan dengan pengertian pragmatis-oportunis. Kaitannya dengan konsep berbangsa dan bernegara, Ahlussunnah Waljamaah mampu mengakomodir berbagai kepentingan golongan sehingga mampu dicapai kesepakatan yang lebih baik (aslah). Tawazzun yakni menjaga keseimbangan dan keselarasan, sehingga terpelihara secara seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat, kepentingan pribadi dan masyarakat, dan kepentingan masa kini dan masa datang. Keseimbangan di sini adalah bentuk hubungan yang tidak berat sebelah (menguntungkan pihak tertentu dan merugikan pihak yang lain). Tetapi, masingmasing pihak mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa mengganggu fungsi dari pihak yang lain. Sebagai manusia terlebih ummat muslim atau sebagai kader yang menggunakan aswaja sebagai ideologi, bersikap toleran terhadap perbedaan pandangan, terutama dalam hal-hal yang bersifat furu'iyah, sehingga tidak terjadi perasaan saling terganggu, saling memusuhi, dan sebaliknya akan tercipta persaudaraan yang islami (Ukhuwwah Islamiyyah) dengan mentoleransi perbedaan yang ada bahkan pada keyakinan sekalipun. Nilai yang keempat yakni Ta’addul. Yang dimaksud dengan Ta’adul adalah keadilan, yang merupakan pola integral dari Tawassuth, tasamuh, dan Tawazun. Dengan adanya keseimbangan, toleran, dan moderat maka akan mengarah pada sebuah nilai keadilan yang merupakan ajaran Universal Aswaja. Jadi keadilan ini akan tercipta apabila Tawasuth, Tasamuh dan Tawazun ini sudah maksimal terlaksana. Sungguh akan menjadi kader yang ulul albab jika bisa menerapkan semua nilai-nilai itu. Dalam pelaksanaan internalisasi nilai-nilai Aswaja tersebut, organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Tarbiyah & Ilmu Keguruan menggunakan beberapa metode, didalam organisasi PMII dikenal dengan proses kaderisasi. Sistem Pengkaderan PMII mengenal tiga bentuk pengkaderan yang berkait satu dengan yang lain yaitu Pengkaderan Formal (MAPABA, PKD, PKL), Pengkaderan Informal dan Pengkaderan Non-Formal (pelatihan-pelatihan). Satu jenis pengkaderan menopang dan menentukan pengkaderan yang lain.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Ms Diva Magang |
Date Deposited: | 06 Apr 2023 08:22 |
Last Modified: | 06 Apr 2023 08:22 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/21915 |
Actions (login required)
View Item |