Pesantren “Disabilitas” dalam Penyembuhan Gangguan Mental (Studi Kasus Pondok Pesantren Ass-Sathoriyah Jember).

Hasanah, Uswatul (2020) Pesantren “Disabilitas” dalam Penyembuhan Gangguan Mental (Studi Kasus Pondok Pesantren Ass-Sathoriyah Jember). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Uswatul Hasanah_T20161110.pdf

Download (3MB)

Abstract

Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.Kata kunci: Pondok Pesantren, Disabilitas, Gangguan Mental Pesantren merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah, kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Selain itu pesantren adalah lembaga yang bernuansakan pengajaran Islam dan dalam pengimplementasiannya sangat lekat. Kyai tidak terlepas dari perannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang absolut di pesantren Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember?, 2) Bagaimana penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental psikosis di pesantren Ass-Sathoriyah Jember, 2) Untuk mendeskripsikan penyembuhan gangguan mental kepribadian di pesantren AssSathoriyah Jember. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus (case studies). Subyek penelitian menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman yaitu Data Collection (pengumpulan data), Data Condensation (Kondensasi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi). Keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah: 1) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental psikosis di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang rutin dilakukan pesantren ialah melalui cara dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Selain dengan cara terapi yang dilakukan setiap harinya oleh pengasuh, juga dilakukan pemasungan. Pemasungan yang dilakukan oleh pengasuh terhadap pasien yang mengalami gangguan mental psikosis, dilakukan supaya terhindar dari kekacauan atau hal yang tidak diinginkan disekitar lingkungan pesantren. 2) Proses penyembuhan terhadap gangguan mental kepribadian di pondok pesantren Ass-Sathoriyah yaitu langkah awal yang dilakukan tidak jauh beda dengan proses penyembuhan gangguan mental psikosis, sama dengan menggunakan terapi mandi air garam, Asma’ Badar, dan dzikir lainnya yang dilakukan setiap harinya. Hanya saja pasien dengan gangguan mental kepribadian lebih diarahkan bagaimana para pasien dalam menyesuaikan dirinya, tanpa harus dilakukan pemasungan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Ms Retno Amelia
Date Deposited: 29 May 2023 05:07
Last Modified: 29 May 2023 05:07
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/23870

Actions (login required)

View Item View Item