Rohmah, Fitria Atika (2023) CINTA TANAH AIR NABI MUHAMMAD SAW PRESPEKTIF TAFSIR FI ZHILÂLIL QUR’ÂN DAN TAFSIR AL-MISHBÂH (Studi Komparatif Penafsiran). Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
WATERMARK.pdf Download (2MB) |
Abstract
Wilayah yang aman dan sejahtera mampu terwujud apabila penduduknya mampu peduli satu sama lain. Bukan hanya terhadap manusia yang lain, tetapi juga terhadap lingkungannya. Wujud cinta tanah air sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam al-Qur’an. Adapun penelitian ini terfokus pada Q.S. al-Baqarah (2): 126, Q.S. al-Baqarah (2): 144, Q.S. al-Qashash (28): 85, dan Q.S. Muhammad (47): 13.
Skripsi ini menjawab tiga permasalahan, yaitu 1) Bagaimana cinta tanah air Nabi Muhammad saw. dalam tafsir Fî Zhilâlil Qur’ân?, 2) Bagaimana cinta tanah air Nabi Muhammad saw. dalam tafsir al-Mishbâh?, dan 3) Bagaimana persamaan dan perbedaan cinta tanah air Nabi Muhammad saw. dalam tafsir Fî Zhilâlil Qur’ân dengan al-Mishbâh?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis cinta tanah air Nabi Muhammad saw. dalam tafsir Fî Zhilâlil Qur’ân, 2) Untuk menganalisis cinta tanah air Nabi Muhammad saw. dalam tafsir al-Mishbâh, dan 3) Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan cinta tanah air Nabi Muhammad saw. dalam tafsir Fî Zhilâlil Qur’ân dengan al-Mishbâh.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kepustakaan atau library research dengan sifat deskriptif-analitis. Subyek penelitian ini adalah Sayyid Quthb pengarang kitab tafsir Fî Zhilâlil Qur’ân dan Quraish Shihab pengarang tafsir al-Mishbâh yang sama menggunakan metode tahlili. Sementara objek penelitian yang digunakan adalah ayat-ayat yang khusus mengenai cinta tanah tanah air nabi Muhammad saw.
Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa cinta tanah air Nabi Muhammad saw. digambarkan dengan kecintaan beliau pada kota Makkah dan kota Madinah. Mencintai tanah air juga merupakan salah satu wujud manusia mencintai makhluk ciptaan Allah Swt. Persamaan pada tafsir Fî Zhilâlil Qur’ân dan tafsir al-Mishbâh yakni berdo’a untuk wilayahnya, mencintai tanah air dengan menjaga persatuan, menjauhi perdebatan ataupun permusuhan dan menjadikan perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya yang utama. Perbedaan pada tafsir Fî Zhilâlil Qur’ân yakni saat itu kondisi kota Mesir sedang porak poranda atau masih terdapat perselisihan, sehingga tidak banyak penafsiran Quthb terkait cinta tanah air Nabi Muhammad saw. Sementara pada tafsir al-Mishbâh, Quraish saat itu sudah berada pada negara yang aman sehingga banyak penafsiran mencintai tanah air di dalamnya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society |
Depositing User: | Fitria Atika Rohmah |
Date Deposited: | 10 Jul 2023 03:13 |
Last Modified: | 10 Jul 2023 03:13 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/25710 |
Actions (login required)
View Item |