PEREMPUAN SEBAGAI IBU DALAM AL-QUR’AN (STUDI KOMPARASI PENAFSIRAN)

Laili, Mila Ifadhatul (2023) PEREMPUAN SEBAGAI IBU DALAM AL-QUR’AN (STUDI KOMPARASI PENAFSIRAN). Undergraduate thesis, UIN kh. Achmad Siddiq jember.

[img] Text
Skripsi Mila Laili (SUDAH EDIT).pdf

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK
Mila Ifadhatul Laili, 2023: Perempuan sebagai Ibu dalam al-Qur’an
(Studi Komparasi Penafsiran).
Kata kunci: Perempuan sebagai Ibu, studi komparasi penafsiran
Perempuan sebagai madrasah al-u>la> bagi anak-anaknya telah menjadi sebuah peran dan tugas khusus yang telah disampaikan dalam al-Qur’an dan Hadis. Namun, pada kenyataannya banyak sekali yang belum menyadari peran dan tugas khusus ini, sehingga penulis tergerak untuk mengkaji dan meneliti peran perempuan sebagai ibu dalam dunia penafsiran. Mengacu pada dua mufassir yang terkenal akan corak sosial-kemasyarakatannya, yakni Wahbah al-Zuhaili dan Quraish Shihab.
Fokus penelitian skripsi ini adalah: 1) Bagaimana peran perempuan sebagai ibu perspektif Tafsir al-Munir? 2) Bagaimana peran perempuan sebagai ibu perspektif Tafsir al-Misbah? 3) Bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan kedua mufassir tersebut?
Tujuan penelitian ini adalah 1) Menguraikan dan memahami peran perempuan sebagai ibu dalam al-Qur’an perspektif Tafsir al-Munir.
2) Menguraikan dan memahami peran perempuan sebagai ibu perspektif Tafsir
al-Misbah. 3) Mendeskripsikan persamaan daan perbedaan pandangan kedua mufassir tersebut.
Penelitian ini berjenis kepustakaan atau library research yang bersifat kualitatif dan sosio-historis. Metode analisisnya menggunakan metode komparatif yang diuraikan dengan analisis-deskriptif.
Dari hasil penelitian ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan:
1) al-Zuh}aili berpandangan bahwa al-wa>lida>t berarti ibu-ibu yang melahirkan. Ibu ada 3 macam, ibu kandung, ibu susuan dan ibu angkat. Ibu berjuang dan berkorban lahir batin demi anaknya. Menafkahi adalah tugas kedua setelah ayahnya. Ibu selalu mendoakan anaknya dan mencarikan wali pelindung untuknya. Ibu butuh perhatian dari suaminya dan walinya. Ia lebih berhak atas anaknya daripada ayahnya. 2) Quraish berpendapat bahwa al-wa>lida>t artinya ibu kandung dan ibu susuan. Ibu kandung yang menolak menyusui anaknya tanpa alasan maka ia berdosa. Ibu berjuang dan berkorban untuk anaknya. Ia selalu mendoakan, mendidik, merawat dan melindungi anaknya. Ibu bukan pengendali dan pengontrol. Ada pula ibu angkat yang nyata kasihnya, namun tidak semuanya seperti itu. 3) Persamaannya terletak pada tugas utama ibu, yakni sebagai pejuang, pelindung, pendidik, pembimbing yang siap berkorban jiwa raga. Adapun perbedaannya dipengaruhi oleh keunikan masing-masing, Quraish dengan bahasanya, al-Zuh}aili dengan nuansa fiqh-nya. Perbedaannya pada arti bahasa al-wa>lida>t, al-Zuhaili berpandangan bahwa ibu harus mendapat perhatian dari suami dan walinya serta ibu mencarikan wali solih untuk anaknya. Adapun Quraish Shihab berpandangan bahwa ibu bukan pengendali tetapi pembimbing dan pengarah. Ibu yang menolak menyusui berdosa dan ibu angkat ada yang berniat baik dan berniat pamrih dengan tujuan memancing dirinya hamil.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Depositing User: MILA IFADHATUL LAILI
Date Deposited: 17 Jul 2023 02:06
Last Modified: 17 Jul 2023 02:06
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/27452

Actions (login required)

View Item View Item