Yassir, Muhammad (2018) Hak Waris ‘Ashabah Ma’a Al Ghair (Studi Komparasi Antara Ayat Al Quran Tentang Warisan dengan Hadis Ibnu Mas’ud) Menjelaskan Hukumnya dan Hikmah di dalamnya. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text
محمد ياسر_19880(.pdf Download (7MB) |
Abstract
Kata Kunci: Warisan, ‘Ashabah Ma’a Al Ghairi, Ayat 176 dari Surat An Nisa, Hadits Ibnu Mas’ud Hak waris bagi ‘ashabah ma’a al ghair merupakan bagian warisan yang tidak disebutkan dalam Al Quran secara langsung, sebagaimana Allah ta’ala telah menyebutkan bagian hak waris kepada ahli waris yang lain dalam surat An Nisa, seperti bagian ½ , ¼, 1/8, 2/3, 1/3, 1/6, bagian ‘ashabah bin nafsi dan ‘ashabah bi al ghair. ‘Ashabah ma’a al ghair, mereka adalah ahli waris berupa saudara perempuan mendapatkan hak waris secara ‘ashobah bersama dengan kehadiran ahli waris berupa anak perempuan. Hak waris ini hanya disebutkan dalam hadis. Sedangkan dalam surat An Nisa, hanya disebutkan syarat waris bagi saudara perempuan, yaitu dalam keadaan kalalah. Padahal, kalalah adalah keadaan warisan tanda kehadiaran bapak dan anak perempuan. Oleh karena itu, terjalah perbedaan pendapat di antara para ulama tentang hak waris ‘ashabah ma’a al ghair. Penelitian ini bertujuan untuk membahas perbedaan pendapat ini, yang dikaji dengan cara mengumpulkan segala dalil dan argumen yang dipakai oleh pihak yang menetapkan hak waris tersebut beserta pihak yang menafikannya. Pembahasan akan berfokus pada bentuk argumen dari ayat 176 dalam surat al Nisa dan dari hadis Ibnu Mas’ud yang menyatakan secara jelas bahwa saudari perempuan tetap punya hak waris walaupun ada anak perempuan di antara ahli waris. Perbandingan argumentasi antara kedua dalil itu akan ditinjau berdasarkan metode para ulama ushul dalam menyingkapi perbedaan dan pertentangan antara dalil-dalil syariat. Hasil analisa yang diperoleh menunjukkan bahwa memang benar secara lahiriah terdapat pertentangan antara dua dalil ini. Akan tetapi, setelah diselami lebih dalam ternyata pertentangan ini bukanlah pertentangan yang sangat berseberangan, dia masih bisa untuk dikomparasikan dan digabungkan dengan metode yang dibahas oleh para ulama ushul. Sehinggadidapatkan ternyata argumentasi dari hadis Ibnu Mas’ud menunjukkan ke sebuah hukum baru yang sebelumnya didiamkan oleh ayat Al Quran. Atau, bisa dikatakan bahwa argumentasi dalam hadis tersebut menkhususkan sebuah hukum global yang disebutkan dalam surat An Nisa. Dapat dipetik pula hikmah dari perbedaan sudut pandang ulama terhadap dua dalil yang bertentangan. Serta hikmah lain tentang penetapan hak perempuan dibandingkan hak laki-laki dalam warisan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2003 Language Studies > 200314 South-East Asian Languages (excl. Indonesian) |
Divisions: | Program Magister > Pendidikan Bahasa Arab |
Depositing User: | Anak PSG |
Date Deposited: | 24 Oct 2023 06:45 |
Last Modified: | 24 Oct 2023 06:45 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/28910 |
Actions (login required)
View Item |