PESAN DAKWAH PADA PROGRAM DIALOG AGAMA ISLAM DI RADIO REPUBLIK INDONESIA KABUPATEN JEMBER

DIANA, Ms (2019) PESAN DAKWAH PADA PROGRAM DIALOG AGAMA ISLAM DI RADIO REPUBLIK INDONESIA KABUPATEN JEMBER. Masters thesis, IAIN JEMBER.

[img] Text
DIANA_0829116003.pdf

Download (3MB)

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, tidak menggeser peran radio sebagai media populer yang dipilih sekelompok masyarakat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak. Justru, radio semakin eksis. Bahkan, stasiun radio semakin kreatif dengan mengembangkan saluran streaming melalui internet, sehingga memudahkan pendengarnya memutar siaran kesukaannya di manapun mereka berada, sekalipun berada di luar negeri.1 Ada beberapa faktor mengapa radio begitu populer di kalangan masyarakat. Pertama, harga radio yang murah dan terjangkau oleh hampir semua kalangan. Kedua, radio bersifat praktis, bisa dibawa kemana-mana, apalagi di era teknologi saat ini, radio bisa didengarkan melalui handphone. Ketiga, jangkauan transmisi yang cepat dan luas, dan terakhir, memungkinkan adanya dialog interaktif antara penyiar dan pendengar. Faktor-faktor inilah yang menjadi alasan hampir seluruh lapisan masyarakat termasuk yang tinggal di daerah terpencil dapat mendengarkan radio.2 Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi massa seperti dewasa ini. Sejak awal ditemukan oleh Donald McNicol dalam bukunya “Radio’s Conquest of Space” 1 Din Wahid dan Jamhari Makruf, Suara Salafisme, (Jakarta: Prenamedia, 2009), Prolog. 2 Din Wahid dan Jamhari Makruf, Suara Salafisme,...9-10. 2 menyatakan bahwa “terkalahkannya ruang angkasa oleh radio” (the conquest of space of radio) dimulai pada tahun 1802 oleh Dane, yang merupakan karya yang sangat sederhana, yakni ditemukannya suatu penerimaan pesan (message) dalam jarak pendek dengan menggunakan kawat beraliran listrik.3 Sejak itulah, radio akhirnya dikembangkan oleh Dr. Lee De Forest, ilmuwan Amerika Serikat yang dijuluki “the father of radio” pada tahun 1916. Dan pada tahun 1919, Dr. De Forest menyiarkan berita radio. Sedangkan yang melakukan eksperimen menyiarkan musik ialah Dr. Frank Conrad seorang ahli pada Westinghouse Company di Pittsburgh Amerika Serikat. Dan akhirnya, radio terus dikembangkan oleh negara-negara lainnya seperti Inggris, Perancis, Uni Soviet, Jepang dan Republik Rakyat Cina (RRC).4 Di Indonesia, radio siaran dibawa oleh pemerintah Belanda saat menjajah Indonesia. Radio pertama di Indonesia bernama Bataviase Radio Vereniging (BRV) yang resmi didirikan pada 16 Juni 1925 atau lima tahun setelah Amerika Serikat menyiarkan berita radio pertama kali. BRV yang berstatus swasta telah menjadi cikal bakal berdirinya radio di Indonesa. Antara lain, Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung dan Medan. Dan Solossche Radio Vereniging (SRV) di Surakarta. Radio inilah yang menjadi pelopor berdirinya radio-radio yang ada saat ini di Indonesia. 5 Siaran radio tidak hanya menyajikan lagu-lagu atau hiburan semata, tetapi juga mengupas berbagai isu strategis, mulai dari ekonomi, budaya, pendidikan, hukum dan politik. Radio tidak hanya menjadi sesuatu yang pasif 3 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1991),21. 4 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran,...22. 5 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran,...54. 3 yang hanya bisa didengarkan saja, namun tersaji juga acara dialog interaktif yang memungkinkan pendengarnya berdialog dengan narasumber melalui telepon. Kemampuan inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa di era informasi, radio tetap menjadi pilihan masyarakat. Neilsen, suatu perusahaan yang bergerak di bidang informasi global dan berfokus pada suatu penelitian terhadap berbagai media mencatat, tren konsumsi masyarakat terhadap radio berada di atas suratkabar, tabloid maupun majalah. Radio menempati urutan ketiga, di bawah televisi dan internet. Ternyata, pesatnya pertumbuhan internet di era informasi tidak menyebabkan pendengar meninggalkan radionya atau menyebabkan jangkauan pendengar radio menjadi rendah. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Neilsen. Secara keseluruhan, konsumsi media di kota-kota baik di Jawa maupun Luar Jawa menunjukkan bahwa Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, disusul oleh Internet, Radio, Suratkabar/Koran, Tabloid dan Majalah. Namun ketika dilihat lebih lanjut, ternyata terdapat perbedaan yang sangat menarik antara pola konsumsi media di kota-kota di luar Jawa. Konsumsi media televisi lebih tinggi di luar Jawa.6 Nama Media Persentase Konsumsi Pulau Jawa Luar Pulau Jawa Televisi 95% 97% Internet 33% 32% Radio 20% 37% Suratkabar/Koran 12% 26% 6 www.nielsen.com/id/en/press-room/konsumsi-media-lebih-tinggi-luar-jawa.html. (27 maret 2018) 4 Bioskop - 11% Tabloid 6% 9% Majalah 5% 5% Tabel 1. Rating media konsumsi masyarakat menurut Nielsen Tabel di atas menyebutkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap media yang dikonsumsinya setiap saat. Tabel ini menunjukkan bahwa Radio masih senantiasa berada di hati pendengarnya dan masih menjadi pilihan masyarakat di era informasi yang serba canggih. Hal ini tentunya tak terlepas dari ciri khas siaran radio. Sebagai media elektronik yang sifatnya audial, siaran radio dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan dan bersifat santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak demikian dengan media massa lainnya. Karena masifnya penggunaan radio dan luasnya jangkauan radio, radio digunakan oleh kelompok masyarakat untuk kepentingan tertentu. Pada masa Orde Baru, Radio Republik Indonesia digunakan oleh pemerintah untuk menyosialisasikan kesuksesan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah juga memonopoli penyebaran berita yang disampaikan kepada masyarakat melalui Radio Republik Indonesia yang harus di-relay oleh semua radio swasta. Menjelang jatuhnya Orde Baru, tuntutan reformasi di bidang hukum dan politik disampaikan melalui radio hingga jatuhnya pemerintah Orde Baru.7 Radio digunakan sebagai media yang cukup efektif untuk berdakwah. Seperti munculnya radio dakwah Salafi di beberapa kota di Indonesia yang 7 Din Wahid dan Jamhari Makruf, Suara Salafisme,...2.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 08 INFORMATION AND COMPUTING SCIENCES > 0807 Library and Information Studies > 080703 Human Information Behaviour
Divisions: Program Magister > Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: Anak PSG
Date Deposited: 21 Nov 2023 06:41
Last Modified: 21 Nov 2023 06:41
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/29599

Actions (login required)

View Item View Item