Living Qur’an pada Tradisi Wagean di Desa Pangkah Wetan Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik

Andi Amad, Ubaidillah (2023) Living Qur’an pada Tradisi Wagean di Desa Pangkah Wetan Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember.

[img] Text
Andi_Ahmad_Ubaidillah__U20191004[1].pdf

Download (1MB)

Abstract

Living Qur’an adalah area lain dari studi al-Qur’an, dimana nilai, sistem dan ajaran al-Qur’an dihayati dan diamalkan atau diabaikan, dan al-Qur’an itu sendiri diterima atau ditolak.” Living Qur’an sebagai suatu upaya untuk memperoleh pengetahuan yang kokoh dan meyakinkan dari suatu budaya, praktik, tradisi, ritual, pemikiran, atau prilaku hidup di masyarakat yang terinspirasi dari ayat-ayat al-Qur’an. Salah satu fenomena yang akan dikaji oleh peneliti berdasarkan pendekatan Living Qur’an adalah Tradisi WAGEAN di Desa Pangkah Wetan Kecamatan Ujungpangkah Gresik. Fokus permasalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana latar belakang dan prosesi tradisi Wagean di Desa Pangkah Wetan Kec. Ujungpangkah Kab. Gresik? 2) Bagaimana pemaknaan Objektif, Ekspresif dan Dokumenter dari pembacaan Ayat-ayat Al-Qur’an pada tradisi Wagean di Desa Pangkah Wetan Kec. Ujungpangkah Kab. Gresik? kemudian mendeskripsikan praktik tersebut dalam tinjauan Kajian Living Qur’an dan menggunakan makna suatu tindakan dalam teori sosiologi pengetahuan oleh Karl Mannheim. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian tersebut terdapat kesimpulan 1) Latar belakang pelaksanaan Tradisi Wagean di Desa Pangkah Wetan yaitu berangkat dari sebagian tokoh masyarakat yang mengusulkan kepada KH. Munir Mawardi, beliau mengadakan kegiatan yang bersifat keagamaan pada tahun 1981. Untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah. Dan pelaksanaan Tradisi Wagean di Desa Pangkah Wetan Kec. Ujungpangkah Kab. Gresik. dilaksanakan setiap malam Jum’at Wage setelah shalat isya’ yang bertempat di Pesarean/makam sesepuh tokoh masyarakat desa, dimulai dari Kamis pagi kegiatan Khotmil Qur’an kemudian malamnya dilanjutkan dengan pembacaan sholawat Burda sebelum acara, kemudian di buka dengan membaca QS. Alfatihah, dan di lanjutkan pembacaan QS. Yasin, Tahlil, Tabur bunga, kemudian Mauidhoh dan di tutup dengan doa. 2) Pemaknaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam tradisi wagean menggunakan teori sosiologi Karl Mannheim meliputi tiga poin yang penting yakni, makna objektif, yakni praktik tradisi Wagean sebagai suatu amalan yang wajib dan rutinitas yang harus dilaksanakan yang sudah menjadi amalan khas dan dianggap mempunyai banyak fadhilah serta keberkahan terhadap pembacanya. Makna ekspresif, sebagai sarana untuk Mendekatkan diri kepada Allah, diberikan ketenangan hidup, dipermudah urusan ekonomi, pendidikan dan keluarga. Terakhir makna dokumenter, tradisi wagean secara umum pada realitanya telah banyak dilakukan dan tanpa disadari budaya tersebut telah berjalan di Desa Pangkah Wetan Ujungpangkah Gresik selama 24 tahun lamanya.
Kata Kunci: Living Qur'an, Tradisi Wagean

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 21 HISTORY AND ARCHAEOLOGY > 2102 Curatorial and Related Studies > 210201 Archival, Repository and Related Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Andi Ahamad Ubaidillah
Date Deposited: 04 Dec 2023 04:19
Last Modified: 04 Dec 2023 04:19
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/29954

Actions (login required)

View Item View Item