Perkembangan Tradisi Puter Kayun di Desa Boyo Langu Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi Tahun 1999-2022

Azizi, Achmad Riza (2023) Perkembangan Tradisi Puter Kayun di Desa Boyo Langu Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi Tahun 1999-2022. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Skripsi riza.pdf

Download (1MB)

Abstract

Abstrak
Tradisi Puter Kayun Merupakan tradisi ynag dilakukan oleh masyarakat Boyolangu setiap tujuh sampai sepuluh hari setelah lebaran idul fitri. Warga berkumpul terlebih dahulu setelah itu bersama-sama menaiki delman hias bersama-sama menuju pantai watu dodol. Tradisi ini diawali di perkampungan Boyolangu. Ada beberapa delman yang sudah dihias oleh warga berjejeran untuk melakukan pawai bersama-sama. Delman-delman ini mayoritas pemiliknya masyarakat Boyolangu. Tradisi ini harus terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya.
Fokus dalam penelitian ini ada tiga yaitu : (1) Bagaimana sejarah Tradisi Puter Kayun di Desa Boyolangu Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi (2) Bagaimana perubahan yang terjadi pada Tradisi Puter Kayun pada tahun 1999-2022 (3) Bagaimana dampak Tradisi Puter Kayun terhadap masyarakat Boyolangu setelah masuk jajaran Banyuwangi festival (B-fest).
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui sejarah Tradisi Puter Kayun di Desa Boyolangu Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi dan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada Tradisi Puter Kayun pada tahun 1999-2022 selain itu untuk mengetahui dampak Tradisi Puter Kayun terhadapt masuarakat Boyolangu setelaah masuk jajaran Banyuwangi festival (B-fest).
Penelitian ini menggunkan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah merupakan metode yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian sejarah beserta permasalahannya. Menggunakan tahapan pemilihan topik pembahasan, heuristik, kritik sumber (verifikasi data), interpretasi dan historiografi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa : (1) Tradisi Puter Kayun awalnya hanya sebuah tradisi menepati sebuah janji, sebelum adanya janji tersebut bangsa Belanda saat mau melintas ke Panarukan tersebut kesulitian, ada seorang yang dari Belanda yang mempunyai inisiatif untuk membangun jalan dari Banyuwangi sampai Panarukan (2) Dari sejak munculnya Tradisi Puter Kayun hingga saat ini puter kayun ini mengalami perubahan dari segi tata acara seperti acara kupatan, setelah itu arak-arakan keboa-keboan dan pada Tradisi Puter Kayun. Selanjutnya perubahan dari peralatan yang digunakan, sebenarnya sama semua cuman ada beberapa alat yang tidak digunakan pada saat ini seperti singkal dan garu. (3) Dampak dari Puter Kayun pada saat masuk dalam Banyuwangi festival yaitu mempunyai dampai positif dan negatif.
Kata kunci: Perkembangan, Tradisi, Puter Kayun.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220407 Studies in Religious Traditions (excl. Eastern, Jewish, Christian and Islamic Traditions)
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: Achmad Riza Azizi
Date Deposited: 29 Dec 2023 08:19
Last Modified: 29 Dec 2023 08:19
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/31346

Actions (login required)

View Item View Item