Tradisi Rokat Pakarangan (Studi Living Hadis Di Desa Jaddung Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep)

Istiqomah, Nawiyah (2024) Tradisi Rokat Pakarangan (Studi Living Hadis Di Desa Jaddung Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep). Undergraduate thesis, UIN Kiai Achmad Siddiq Jember.

[img] Text (SK-013-IH-2024)
Skripsi Iqom Watermark.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

Living hadis merupakan suatu fenomena yang hadir di tengah-tengah masyarakat mengenai pemaknaan suatu hadis tertentu yang dipraktekkan, atau biasa disebut dengan hadis yang tumbuh di tengah-tengah kehidupan masyarakat, salah satu contohnya ialah fonomena tradisi selametan tanah pakarangan atau biasa dikenal dengan tradisi rokat pakarangan. Bagi masyarakat Madura khususnya di Desa Jaddung, sebenarnya tradisi selametan tanah pakarangan atau rokat pakarangan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan sebagai bentuk ungkapan puji syukur kepada Allah SWT. yang mana telah memberi nikmat berupa tanah pakarangan yang dimiliki sampai saat ini.
Penelitian ini lebih difokuskan pada tradisi rokat pakarangan yang diterapkan di Desa Jaddung Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep dengan fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana potret tradisi rokat pakarangan di Desa Jaddung Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep? 2. Apa alasan masyarakat masih menjalankan tradisi rokat pakarangan?. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik kualitatif dengan jenis pendekatan field research (penelitian lapangan) yang mana peneliti mencari makna, pemahaman, pengertian, pemahaman mendalam tentang suatu fenomena, kejadian, maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung dan atau tidak langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh dengan cara melakukan observasi, wawancara, serta dokumentasi (mencari data yang dibutuhkan). Pada penelitian ini, peneliti mengkaji tradisi rokat pakarangan dengan teori tindakan sosial Max Weber sehingga peneliti dapat mengetahui apa saja alasan masyarakat di Desa Jaddung masih melestarikan tradisi rokat pakarangan hingga saat ini.
Rokat pakarangan merupakan sebuah tradisi yang biasa dilaksanakan setiap tanggal 1 sampai 10 bulan ‘Asyura dengan mendatangkan seorang kiai sebagai pemimpin pembacaan surah Ya>sin, jaila>ni (an- Na>s, al-Ikhlas, dan al-Falaq), tahlil, dan doa rokat pakarangan. Layaknya manusia pada umumnya, masyarakat di Desa Jaddung tentu memiliki alasan yang beragam dalam melestarikan tradisi rokat pakarangan, selain karena meneruskan warisan nenek moyang, juga sebagai sarana mendekatkan diri dan mensyukuri nikmat Allah, mengharap barokah, mempererat tali silaturrahmi, menyelamatkan dan membuat aman tanah pakarangan dari hal-hal yang buruk, serta merasa ada sesuatu yang kurang lengkap apabila tidak melaksanakan tradisi rokat pakarangan tersebut.
Kata Kunci: Living Hadis, Tradisi Rokat Pakarangan, dan Tindakan Sosial

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits
Depositing User: Nona Nawiyah Istiqomah
Date Deposited: 26 Jun 2024 02:27
Last Modified: 15 Aug 2024 01:16
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/33954

Actions (login required)

View Item View Item