Tradisi Nisfu Sya’ban Di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember

Umi Latifatun, Nihayah (2020) Tradisi Nisfu Sya’ban Di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember. Undergraduate thesis, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Hadits.

[img] Text
Umi Latifatun Nihayah_U20162018.pdf

Download (8MB)

Abstract

Umi Latifatun Nihayah, 2020: Tradisi Nisfu Sya’ban Di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok. Jember Nisfu Sya’ban adalah pertengahan atau tengah-tengah bulan sya’ban tahun hijriah, bulan diwajibkannya berpuasa dan berzakat pada tahun kedua hijriah, bulan mengelilingi kiblat, bulan dimana Allah membuka pintu ijabah-Nya untuk rasulullah. Adapun fokus masalah yang di teliti dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pelaksanaan tradisi Nisfu Sya’ban di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember? 2) Bagaimana orientasi nilai budaya Nisfu Sya’ban dalam masyarakat di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember?. Tujuan penulisan dalam penelitian ini menjelaskan pelaksanaan tradisi Nisfu Sya’ban di Pondok Pesantren Binta ng Sembilan Dukuhdempok Jember mengenai penambahan shalat hajat dan shalat tasbih dan juga orientasi nilai budaya dalam masyarakat Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif-analitis, menganalisis proses pelaksanaan tradisi Nisfu Sya’ban di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan interview, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini memperoleh kesimpulan 1) pelaksanaan tradisi Nisfu Sya’ban di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember mengenai penambahan shalat hajat dan shalat tasbih terdiri dari tiga amalan pertama shalat sunnah hajat dan Tasbih, kedua dzikir membaca yasin tiga kali, ketiga puasa. 2) orientasi nilai budaya Nisfu Sya’ban dalam masyarakat di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember meliputi hakikat hidup manusia yaitu menganggap hidup itu sebenarnya buruk, tetapi manusia dapat mengusahakannya menjadi baik dengan berusaha melakukan sesuatu kehikmahan Nisfu Sya’ban sehingga akan ada dengan sendirinya hikmah tersebut. Hakikat waktu yaitu lebih menonjolkan kebudayaan yang berorientasi ke masa depan mengenai suatu hikmah setelah mengikti Nisfu Sya’ban. Hakikat sesama manusia yaitu meunjukkan hubungan horizontal ketika satu sama lain saling mengingatkan saat datangnya Nisfu Sya’ban dan menunjukkan hubungan vertikal yaitu melakukan tradisi Nisfu Sya’ban dengan adanya pemimpin akan berjalan dan manfat yang dirasakan. Hakikat karya manusia yaitu mengganggap sebuah karya diciptakan untuk memberikan manusia kedudukan atau kehormatan di masyarakat dengan menambahkan shalat hajat dan tasbih pada tradisi Nisfu Sya’ban sehingga memberikan pengasuh kedudukan atau kehormatan sendiri di masyarakat.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified
Depositing User: m muhammad fadil
Date Deposited: 07 Apr 2022 03:24
Last Modified: 07 Apr 2022 03:24
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/3523

Actions (login required)

View Item View Item