Kesenian Jaranan Buto di Sanggar Seni Sekar Dhiyu dan Mliwis Putih Kabupaten Banyuwangi Tahun 1965-2022

Saputra, Alek Dwi (2024) Kesenian Jaranan Buto di Sanggar Seni Sekar Dhiyu dan Mliwis Putih Kabupaten Banyuwangi Tahun 1965-2022. Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text (SK-19-SPI-2024)
Alek Dwi Saputra_204104040012_SKRIPSI-1.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (5MB)

Abstract

Jaranan buto merupakan seni pertunjukan tari asli dari kabupaten
Banyuwangi. Perkembangan jaranan buto di kabupaten Banyuwangi sendiri
terbilang sangatlah pesat dan tersebar hampir disetiap daerah. Di daerah jawa
Timur jaranan buto tentunya dapat terbilang berbeda dengan jaranan yang lain.
Dimana jaranan buto di Banyuwangi juga mengadopsi dari tokoh fiktif yang
dipercaya masyarakat Banyuwangi yaitu Minak Jinggo. Dengan pesatnya
perkembangan zaman tentunya terdapat hal-hal yang berkembang pada kesenian
jaranan buto yang ada di masyarakat.
Dalam penelitian ini terdapat dua fokus yang diambil oleh peneliti yaitu: (1)
Bagaimana latar belakang terciptanya kesenian Jaranan Buto? Dan (2) Bagaimana
perkembangan yang terjadi pada kesenian Jaranan Buto di sanggar seni Sekar
Dhiyu dan Mliwis Putih. Tujuan yang diinginkan oleh peneliti yaitu untuk
mengetahui bagaimana awal terciptanya seni Jaranan Buto di kabupaten
Banyuwangi, untuk mengetahui perkembangan sanggar seni dan untuk
mengetahui dari setiap unsur yang ada pada aranan Buto di sanggar seni Sekar
Dhiyu dan sanggar seni Mliwis Putih pada tahun 1965-2022.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sebuah metode penelitian
sejarah. Metode yang digunakan tersebut guna mengaji tentang sumber-sumber
sejarah dengan menggunakan langkah-langkah diantaranya yaitu heruistik,
verifikasi data, interpretasi dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan sumber primer dengan wawancara
pencipta jaranan buto dan awal mula seni Sekar Dhiyu dan wawancara pak Suroto
sebagai pimpinan sanggar Mliwis Putih sejak berdiri. Selain itu sumber data lain
yaitu dokumentasi dan arsip dokumen berupa vidio. Dalam hal ini penulis
menggunakan teori dari Spencer dimana menurutnya bahwa perkembangan
masyarakat dan kebudayaan dari tiap bangsa di dunia ini telah atau akan melalui
tingkatan-tingkatan evolusi yang sama satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti jaranan buto
merupakan jaranan asli Banyuwangi yang muncul sejak tahun 1964 dengan
dipelopori oleh mbah Setro Asnawi. Jaranan buto awalnya bernama Sekar Dhiyu
yang merupakan jaranan dengan tunggangan kepang berbahan kulit berbentuk
seperti wayang raksasa. Pada tahun 1999 muncul sanggar seni yang sama-sama
menaungi seni jaranan buto yaitu Mliwis Putih. Kedua sanggar seni tersebut
sama-sama bertempat di satu lokasi yang sama yaitu dusun Cemetuk.
Perkembangan yang terjadi pada kedua sanggar seni dan tarian jaranan buto yaitu
pada seni musik atau gamelan yang dipakai, campursari, busana, tari dan properti
jaranan buto.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1601 Anthropology > 160104 Social and Cultural Anthropology
16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1608 Sociology > 160804 Rural Sociology
20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200202 Asian Cultural Studies
20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200209 Multicultural, Intercultural and Cross-cultural Studies
20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200211 Postcolonial Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: S.Hum Alek Dwi Saputra
Date Deposited: 03 Jul 2024 03:01
Last Modified: 14 Aug 2024 07:20
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/35270

Actions (login required)

View Item View Item