Baihaqi, Wahid Ahtar (2015) Studi analisis hukum Islam terhadap fatwa Syekh Ismail Al-Zain dalam kitab qurrah al-‘ain tentang tajdid nikah. Undergraduate thesis, IAIN Jember.
Text
Wahid Ahtar Baihaqi_NIM.083111029.pdf Download (3MB) |
Abstract
Pengulangan akad nikah yang dilakukan sebagai suatu bentuk kehatihatian (ihtiyath) dan memperindah (tajammul) pada dasarnya pernah disinggung oleh fuqaha terdahulu. Namun tidak ada ketegasan hukum serta landasan yang jelas mengenai hal tersebut. Hanya kewajiban mahar yang dibayar oleh suami yang ditegaskan. Berbeda dengan para pendahulunya, Ismail al-Zain membahas secara mendasar mengenai hukum tajdid nikah dengan diperkuat analogi hukum. Oleh karena itu fatwa Ismail al-Zain menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Selain itu, eksistentsi tajdid nikah di Negara Indonesia telah mengakar menjadi sebuah adat budaya yang masih tetap lestari hingga sekarang menambah daya tarik peneliti dalam penelitian ini. Fokus kajian yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah fatwa Ismail al-Zain dengan pokok masalah; Bagaimana fatwa syekh Ismail al-Zain tentang tajdid nikah? dan sub pokok masalah; Apa landasan hukum fatwa syekh Ismail alZain tentang tajdid nikah? serta Bagaimana relevansi fatwa syekh Ismail al-Zain dengan konteks Indonesia yang sekarang?. Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui fatwa Ismail terkait tajdid nikah. Dan tujuan khususnya untuk mengetahui landasan hukum fatwa Ismail al-Zain. Juga relevansi fatwa Ismail alZain dengan konteks Indonesia yang sekarang. Temuan dari penelitian ini adalah, Ismail al-Zain dalam fatwanya membolehkan tajdid nikah tidak mengapa dilaksanakan jika dimaksudkan untuk mengokohkan akad yang awal. Dan suami tidak wajib membayar mahar untuk yang kedua kalinya, tetapi lebih utama hal ini tidak dilaksanakan. Adapun landasan hukum yang digunakan oleh Ismail al-Zain adalah hadis pembaitan Salamah dengan metode istinbat qiyas. Fatwa Ismail al-Zain sangat relevan dengan konteks Indonesia sekarang karena, pertama, fatwanya yang membolehkan tajdid nikah memberi ruang bagi masyarakat yang berpegang teguh pada adat untuk melestarikannya. Kedua, tidak wajibnya suami membayar mahar memudahkan masyarakat dalam melaksanakan tajdid nikah. Adapun tajdid nikah sebagai suatu adat tergolongan dalam ‘urf yang shahih. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan menggunakan pendekatan kualitatif.. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Setelah data terkumpul, peneliti berupaya menganalisa dengan metode deskriptif-analitik, yaitu; dengan mendeskripsikan fatwa Ismail al-Zain terlebih dahulu, kemudian menganalisa hal yang melatar belakangi fatwanya, lalu menganalisa sejauhmana relevansinya dengan konteks Indonesia yang sekarang. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan tehnik trianggulasi sumber yakni memeriksa data yang diperoleh dengan merujuk pada sumber asli yang digunakan oleh Ismail al-Zain.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | hukum Islam, Syekh Ismail Al-Zain, qurrah al-‘ain, tajdid nikah |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012801 Pernikahan (Secara Umum) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012803 Aqd al-Nikah |
Divisions: | Fakultas Syariah > Ahwal As-Syakhsyiyyah |
Depositing User: | Haryono Raiman |
Date Deposited: | 18 Apr 2019 02:51 |
Last Modified: | 18 Apr 2019 02:51 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/355 |
Actions (login required)
View Item |