Ababil, Irma (2024) Tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran Di Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember (Studi Living Hadis). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.
Text (SK-014-IH-2024)
Irma Ababil_201104020007.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
ABSTRAK
Irma Ababil, 2024: Tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran Di Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember (Studi Living Hadis)
Ngruwat merupakan upacara khas tradisi jawa yang dilakukan untuk melindungi anak-anak dari bahaya-bahaya ghaib. Tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran adalah tradisi yang dalam kepercayaan orang Jawa dilakukan sebagai sarana pembebasan dan pensucian manusia atas dosanya atau kesalahannya yang berdampak pada kesialan di dalam hidupnya, yang dalam hal ini dilakukan oleh keluarga yang memiliki 3 orang anak dengan dua anak laki-laki dan satu anak perempuan (Sendang Kapit Pancuran). Fokus masalah dalam penelitian ini mencakup 2 hal, yakni: Potret Praktik Tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran Di Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember dan Pemaknaan masyarakat Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji terhadap Tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana sejarah dan potret praktik tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran Di Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember serta Pemaknaan masyarakat Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji terhadap Tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran. Adapun metode yang digunakan adalah metode field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan living hadis dan menggunakan persepsi teori konstruksi sosial yang diusung oleh Peter L. Berger untuk mengetahui proses masyarakat mempengaruhi tradisi ataupun sebaliknya.
Hasil penelitian berdasarkan temuan data di lapangan menunjukkan bahwa: (1). Potret praktik tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran di Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember diperkenalkan oleh Abi Kromo sebagai seorang pe-ruwat. Prosesinya diawali dengan ber-tawassul, berdoa, dan membaca Al-Qur’an , lalu prosesi siraman disebut pungkasan yang sebelumnya dibacakan doa-doa kejawen. Setelah siraman, anak sukerta diarak menuju sungai untuk melepas dan menghanyutkan baju yang dipakai prosesi lalu diganti dengan memakai baju yang baru yang disebut buwak sangkalan. (2). Pemaknaan Masyarakat tentang Tradisi Ruwat Sendang Kapit Pancuran Di Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember, ditemukan bahwa Ruwatan Sendang Kapit Pancuran adalah adat istiadat yang harus dilakukan menjelang pernikahan karena sudah dilakukan turun-temurun. Sehingga suatu ketidakpantasan serta masyarakat memiliki kekhawatiran tersendiri jika tidak dilaksanakan. Masyarakat Dusun Kaliputih Kecamatan Rambipuji percaya tidak adanya unsur musyrik atau menyekutukan Allah SWT, yang dibutikan dari prosesinya.
Kata Kunci: Tradisi, Ruwat, Sendang Kapit Pancuran.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tradisi, Ruwat, Sendang Kapit Pancuran. |
Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200204 Cultural Theory |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits |
Depositing User: | Irma Ababil |
Date Deposited: | 05 Jul 2024 07:14 |
Last Modified: | 05 Jul 2024 07:14 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/35919 |
Actions (login required)
View Item |