Navisah, Alvi Durrotun (2024) Analisis Penafsiran Qs. Al-Ahzab Ayat 33 Tentang Larangan Tabarruj Perspektif Muba>Dalah Faqihuddin Abdul Kodir Dan Relevansinya Dengan Kehidupan Masa Kini. Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Text (SK-051-IAT-2024)
Alvi Durrotun Navisah_U20171037.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (14MB) |
Abstract
Alvi Durrotun Navisah, 2024: Analisis Penafsiran QS. Al-Ahzab Ayat 33 tentang
Larangan Tabarruj Perspektif Muba>dalah Faqihuddin Abdul Kodir dan
Relevansinya dengan Kehidupan Masa Kini.
Kata Kunci: Tabarruj, Mubadalah, Relevansi.
Tabarruj adalah menampakkan atau mempertontonkan perhiasan yang
berlebihan untuk menarik perhatian lawan jenis. Perhiasan yang dimaksud meliputi
perhiasan yang sudah melekat pada diri, yaitu anggota tubuh, juga perhiasan yang
sifatnya baru (dilekatkan). Larangan bertabarruj secara tersurat terdapat dalam QS.
al-Ahzab ayat 33. Larangan tersebut secara tekstual ditujukan untuk jenis kelamin
perempuan, sehingga pandangan yang bermunculan sangat berpengaruh terhadap
citra perempuan. Pemahaman demikian terkesan timpang dan tidak seimbang.
Penelitian ini memakai pendekatan muba>dalah yang telah dirumuskan oleh
Faqihuddin Abdul Kodir sebagai pisau analisis, sehingga dalam penelitian ini
bertujuan memahami larangan bertabarruj sebagai sebuah tawaran interpretasi
yang seimbang dan tidak menyudutkan salah satu pihak.
Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini: 2. Bagaimana analisis
larangan tabarruj dalam QS. al-Ahzab ayat 33 perspektif muba>dalah? 2. Bagaimana
relevansi larangan tabarruj perspektif muba>dalah dengan kehidupan masa kini?.
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research)
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data yang
berasal dari data primer maupun sekunder.
Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan yaitu : 1. Tabarruj adalah salah
satu perbuatan munkar yang larangannya Allah niscayakan dalam al-Qur’an.
Larangan melakukan semua bentuk kemunkaran ditujukan untuk semua umat tanpa
memandang kasta dan jenis kelamin, karena tujuan larangan tabarruj adalah untuk
kebaikan dan keselamatan manusia secara umum. Sehingga menggunakan cara
kerja muba>dalah, larangan bertabarruj yang secara tekstual ditujukan untuk
perempuan saja, berdasarkan makna asal tabarruj hakikatnya juga ditujukan untuk
laki-laki 2. Relevansi larangan bertabarruj perspektif metode muba>dalah dengan
kehidupan masa kini bisa dilihat dari banyaknya fenomena berhias dan perilaku
yang semakin menyimpang dan mengindikasikan perbuatan tabarruj yang
dilabelkan pada perempuan, padahal kenyataannya laki-laki banyak yang
melakukannya. seperti penggunaan make-up berlebihan, pakaian membentuk lekuk
tubuh, mengubah yang telah tercipta dengan operasi plastik, dan sebagainya.
Gambaran tersebut bisa saat ini bisa disaksikan oleh banyak orang di media sosial.
salah satunya dengan adanya fenomena PSK yang dilakoni tidak hanya oleh
perempuan, tetapi juga laki-laki. Fenomena tersebut kian merebak di dunia nyata,
maupun di berbagai media sosial.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Ms Alvi Durrotun Navisah |
Date Deposited: | 09 Jul 2024 07:14 |
Last Modified: | 28 Aug 2024 01:47 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/36233 |
Actions (login required)
View Item |