Anggraini, Anggraini (2024) Perlindungan Konsumen dan Peran BPOM atas Endorsement Kosmetik Ilegal oleh Influencer di Media Sosial. Undergraduate thesis, UIN KH Ahmad Siddiq Jember.
Text
ANGGRAINI_201102020018.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
Anggraini, 2024: Perlindungan konsumen dan peran BPOM atas endorsement kosmetik ilegal oleh influence di media sosial.
Kata Kunci: perlindungan konsumen, endorsement, kosmetik ilegal
Pada zaman digitalisasi ini banyak sekali pelaku usaha yang mempromosikan produknya di media sosial menggunakan jasa Influencer. namun sayangnya beberapa Influencer kurang teliti dalam memilah-milih produk endorsement. Seperti tidak memeriksa produk kosmetik tersebut sudah BPOM atau masih illegal. Sedangkan dalam UUPK, konsumen berhak mendapatkan informasi yang benar tentang produk tersebut. Selain itu, dalam Peraturan BPOM Nomor 18 tahun 2016 meyatakan bahwa produk boleh diedarkan dan diiklanan setelah mendapatkan nomor BPOM. Selain itu, UU ITE juga melarang penyebaran informasi palsu dalam mengiklankan produk kosmetik. Memang belum ada aturan yang khusus tentang endorsement kosmetik illegal ini, namun hal tersebut sudah bertentangan dengan hak konsumen dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fokus Penelitian: 1. Bagaimana sistem pelaksanaan endorsement kosmetik ilegal yang dilakukan oleh Influencer ? 2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen bagi pengguna kosmetik ilegal yang diiklankan oleh Influencer di media sosial? 3. Bagaimana Peran badan POM dalam mengawasi endorsement kosmetik ilegal oleh Influencer di media sosial?
Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pelaksaan endorsment yang dilakukan oleh Influencer dimedia sosial. 2. Untuk memahami dan mengkaji bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen yang menggunakan kosmetik ilegal yang diiklankan oleh Influencer di media sosial. 3. Untuk memahami dan mengkaji Peran badan pengawas obat dan makanan (BPOM) dalam mengawasi endorsement kosmetik ilegal oleh influence di media sosial.
Metode penelitian menggunakan penelitian empiris pendekatan sosiologi hukum yakni yang mengkaji pengenai perilaku masyarakat dala kehidupan sehari-hari baik berupa sikap, penelitian, perilaku yang berkaitan dengan dengan masalah peneliti dan yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian dilapangan.
Hasil dari penelitian ini yakni: 1) Sistem endorsement yang dilakukan oleh Influencer yaitu dengan menerima tawaran endorsement dari brand dan kemudian membuat kesepakatan antara kedua belah pihak. 2) Influencer tidak dapat dimintai pertanggung jawaban karena Influencer hanya sebatas kontrak Dan hal tersebut dikaitkan dengan pasal 1367 KUHPerdata. 3) Peran BPOM dalam mengawasi endorsement kosmetik ilegal yaitu dengan memantau iklan dan melakukan patroli cyber di media sosial.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180119 Law and Society 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Ekonomi Islam |
Depositing User: | men Anggraini Anggraini |
Date Deposited: | 12 Dec 2024 04:16 |
Last Modified: | 12 Dec 2024 04:16 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/37638 |
Actions (login required)
View Item |