PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP BATASAN DALAM PERGAULAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SETELAH ADANYA IKATAN KHITBAH (STUDI KASUS DI DESA MELAYA, KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA-BALI)

Rahim, Silvia (2024) PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP BATASAN DALAM PERGAULAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SETELAH ADANYA IKATAN KHITBAH (STUDI KASUS DI DESA MELAYA, KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA-BALI). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Text SILVIA RAHIM_205102010003.pdf Download (14MB)

Abstract

Desa Melaya adalah suatu daerah yang memiliki banyak tradisi yang salah satunya adalah tradisi ngangini atau khitbah dimana tradisi ini berbeda dengan tradidisi di desa lain. Dan khitbah diartikan sebagai waktu bagi kedua calon mempelai untuk saling mengenal dan memastikan mengenai kesiapan hati sebelum melaksanakan pernikahan. Beberapa hal dalam moment ini harus diperhatikan yang didasarkan pada ajaran agama. Sebagaimana hubungan antara pria yang berkedudukan sebagai peminang sedangkan pihak perempuan sebagai seseorang yang dipinang dengan status hubungan diantara keduanya adalah orang asing (ajnabi dan ajnabiyah). Sehingga keduanya belum memiliki hak serta kewajiban didalamnya. Oleh sebab itu, selama masa khitbah ini, haram hukumnya bagi keduanya untuk saling bersentuhan, berduaan tanpa kehadiran pihak mahram atau pihak ketiga sebagai pengawas.
Fokus Penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana pandangan tokoh masyarakat muslim terhadap batasan dalam pergaulan laki-laki dan perempuan setelah adanya ikatan khitbah di Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana-Bali? 2) Bagaimana Tinjauan Hukum Islam pada perilaku pasangan calon pengantin selama masa khitbah di Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana-Bali?
Kata Kunci: Tokoh Masyarakat Muslim, Pergaulan, Khitbah

Actions (login required)

View Item