PROSES PEMECAHAN MASALAH TIPE BACKWARD SISWA DI SMP ISLAM AL MU’IEN KECAMATAN PANTI

Shabrina, Elsafira (2025) PROSES PEMECAHAN MASALAH TIPE BACKWARD SISWA DI SMP ISLAM AL MU’IEN KECAMATAN PANTI. Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

Text SHABRINA ELSAFIRA _212101070029.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil observasi awal melalui tes pemecahan masalah kepada siswa di SMP Islam Al Mu’ien. Terdapat 1 siswa dari 42 siswa yang mengimplementasikan proses pemecahan masalah. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam memahami masalah, merencanakan strategi, atau menerapkan solusi. Terbukti pada hasil survei (PISA) tahun 2022 bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam sains, membaca, dan matematika belum memuaskan, dengan peringkat 67, 71, dan 70 dari 81 negara yang dinilai.
Penelitian ini bertujuan 1) mendeskripsikan proses pemecahan masalah siswa dengan kemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal tipe backward, 2) mendeskripsikan proses pemecahan masalah siswa dengan kemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal tipe backward. 3) mendeskripsikan proses pemecahan masalah siswa dengan kemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal tipe backward.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa kelas VII di SMP Islam Al Mu’ien Kabupaten Jember yang terdiri dari masing-masing 2 siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Sedangkan untuk analisis data menggunakan Miles dan Huberman yang berisi reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Pada kemampuan matematika tinggi dalam tahap memahami masalah, kedua subjek menuliskan informasi penting seperti harga apel, total pendapatan, isi dus, dus rusak, serta menyebut jumlah dus sebagai yang ditanyakan. Keduanya menggunakan strategi backward. S1 membagi total uang dengan harga apel, hasilnya dibagi isi dus, lalu ditambah 3 dus rusak. S2 mengalikan harga apel dan isi dus, lalu membagi hasilnya dengan total uang, serta menambahkan dus rusak. Saat pelaksanaan, S1 menghitung benar: 9.600.000 ÷ 1.200 = 8.000, 8.000 ÷ 50 = 160, 160 + 3 = 163. S2 salah pada tahap awal, menghitung 50 × 1.200 = 600.000 (seharusnya 60.000). Saat memeriksa kembali, keduanya menghitung 163 × 50 = 8.150, dikurangi apel rusak menjadi 8.000, lalu 8.000 × 1.200 = 9.600.000. 2) Pada kemapuan matematika sedang dalam memahami masalah kedua subjek mencatat total pendapatan, harga, isi dus, dan dus rusak. Keduanya juga menggunakan strategi backward. S3 merencanakan hingga penambahan dus rusak, sedangkan S4 hanya sampai pembagian isi dus. Saat pelaksanaan, S3 menghitung 9.600.000 ÷ 1.200 = 8.000, 8.000 ÷ 50 = 160, lalu 160 + 3 = 163. S4 salah menghitung 9.600.000 ÷ 1.200 menjadi 800, lalu 800 ÷ 50 = 16. Saat memeriksa kembali, S3 menghitung 163 × 50 = 8.150, dikurangi 150 menjadi 8.000, lalu 8.000 × 1.200 = 9.600.000. S4 menghitung 16 × 50 = 800, lalu 800 × 1.200 = 9.600.000, namun tidak memperhitungkan dus rusak. 3) Pada kemapuan matematika rendah dalam tahap memahami masalah, S5 hanya mencatat kata “harga” dan “total pendapatan” serta langsung menulis jawaban “11 dus”. S6 menyalin sebagian informasi seperti harga dan jumlah dus. Pada tahap merencanakan, keduanya hanya menyebut “dibagi” tanpa langkah lanjut. Saat pelaksanaan, S5 menghitung 9.600.000 ÷ 1.200 = 80.000 (seharusnya 8.000), lalu keliru mengurangi 9.600.000 − 1.200 menjadi 8 dan menambahkan 3 menjadi 11. S6 juga salah dengan 96 ÷ 12 = 8, lalu ditambah 3 menjadi 11. Keduanya tidak melakukan pemeriksaan.

Actions (login required)

View Item