LARANGAN TASYBIK DALAM HADITS DAN RELEVANSINYA TERHADAP ADAB IBADAH DI ERA DIGITAL (Kajian Maani al-Hadits)

Ramadani, Gibran (2025) LARANGAN TASYBIK DALAM HADITS DAN RELEVANSINYA TERHADAP ADAB IBADAH DI ERA DIGITAL (Kajian Maani al-Hadits). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
FILE SKIRPSI GIBRAN DIGILIB.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only until 19 November 2026.
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Abstrak

Gibran Ramadani, 2025: Larangan Tasybik dalam Hadits dan Relevansinya terhadap Adab Ibadah di Era Digital (Kajian Maani al-Hadits)

Kata Kunci: Era Digital, Maani al-Hadits, Tasybik.

Tasybik atau menjalin-jalinkan jari-jemari merupakan kegiatan yang dilarang ketika hendak melaksanakan salat dan ketika melaksanakan salat. Pelarangan tersebut karena tasybik dianggap bermain-main dan tidak siap untuk melakasanakan salat. Fenomena penggunaan handphone sebelum melaksanakan salat, seperti membuka media sosial atau bermain game, telah menjadi kebiasaan umum yang secara esensial memiliki kemiripan dengan makna larangan tasybik yaitu bermain-main dengan tangannya. Melihat hal tersebut peneliti tertarik mencari relevansi antara tasybik dan bermain handphone ketika menunggu salat.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan teori ma’ani al-hadits Syuhudi Ismail. Sumber primer yang digunakan terdiri dari kitab-kitab hadits seperti Sunan Abi> Da>wu>d, Sunan al-Tirmidzi>, Musnad Ahmad bin Hanbal, dan Musnad al-Da>rimi, serta buku-buku ma’ani al-hadits lainnya. Sedangkan data skundernya berupa kitab Tahdhi>b al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l karya al-Mizzi>, Taqri>b al-Tahdhi>b dan Tahdhi>b al-Tahdhi>b karya al-Mizzi> al-Asqala>ni>, buku-buku ilmiah, jurnal, kitab dan karya-karya lainya yang mempunyai hubungan dengan objek kajian
Hasil takhrij menunjukkan bahwa hadits larangan tasybik mempunyai kualitas dhaif, namun menjadi hasan li ghairihi karena saling menguatkan antara jalur-jalur sanad yang ada. Dari segi makna, larangan tasybik memiliki pemahaman sebagai suatu kegiatan yang mengganggu ketenangan, mengurangi kekhusyukan, tanda ketidaksiapan ibadah, perbuatan sia-sia, dan bentuk su’ul adab kepada Allah. Bermain handphone sebelum salat mengandung hal yang serupa, sehingga secara kontekstual dapat dimaknai sebagai bentuk tasybik versi modern. Dengan demikian, larangan tasybik memiliki relevansi yang kuat sebagai pengingat pentingnya menjaga adab dan kekhusyukan dalam beribadah, terutama di tengah tantangan era digital.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits
Depositing User: Gibran Ramadani
Date Deposited: 25 Nov 2025 01:02
Last Modified: 25 Nov 2025 01:02
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/43338

Actions (login required)

View Item View Item