Akulturasi Nilai Islam Dan Tionghoa Dalam Arsitektur Masjid Muhammad Cheng Hoo Jember.

Islahus Sa’adah, Sinta (2025) Akulturasi Nilai Islam Dan Tionghoa Dalam Arsitektur Masjid Muhammad Cheng Hoo Jember. Undergraduate thesis, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
Sinta Islahus Sa’adah_U20184015.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (39MB)

Abstract

Masjid Muhammad Cheng Hoo di Jember merupakan representasi nyata dari pertemuan dua budaya besar, yakni Islam dan Tionghoa, yang diwujudkan dalam bentuk arsitektur religius. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultural, akulturasi budaya menjadi fenomena penting yang memperlihatkan kemampuan Islam beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan nilai-nilai ajarannya. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim Tionghoa dan masyarakat umum, tetapi juga menjadi simbol keharmonisan dan keterbukaan budaya. Fenomena arsitektur Masjid Cheng Hoo menunjukkan adanya dialog yang aktif antara nilai-nilai Islam dan filosofi budaya Tionghoa, baik secara visual, struktural, maupun simbolik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk akulturasi nilai-nilai Islam dan budaya Tionghoa yang tercermin dalam arsitektur Masjid Muhammad Cheng Hoo Jember. Rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup bagaimana elemen-elemen arsitektur masjid mencerminkan nilai-nilai kedua budaya tersebut, serta bagaimana makna simbolik dari elemen-elemen tersebut dapat memperkuat identitas sosial komunitas Muslim Tionghoa di Jember. Dengan fokus pada elemen arsitektur seperti ornamen, warna, bentuk atap, dan tata ruang, penelitian ini menelaah sejauh mana integrasi budaya Islam dan Tionghoa terjadi secara harmonis.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan tokoh pengurus masjid dan masyarakat Tionghoa Muslim, serta dokumentasi dan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akulturasi terlihat pada penggunaan warna merah dan emas sebagai ciri khas budaya Tionghoa, bentuk atap melengkung menyerupai kelenteng, serta penggunaan kaligrafi Hanzi di beberapa bagian interior masjid. Meski mengadopsi unsur-unsur budaya Tionghoa, masjid tetap mematuhi prinsip-prinsip utama dalam tata ruang Islam, seperti orientasi kiblat, keberadaan mihrab, mimbar, dan ruang salat berjamaah.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa arsitektur Masjid Muhammad Cheng Hoo Jember tidak hanya mencerminkan nilai estetika, tetapi juga menjadi simbol sosial dan spiritual yang memperkuat identitas kebangsaan berbasis pluralitas budaya. Masjid ini membuktikan bahwa akulturasi budaya tidak harus menghilangkan keaslian agama, justru memperkaya ekspresi religius dalam konteks lokal. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam wacana arsitektur Islam di Indonesia dan menjadi inspirasi dalam merancang ruang-ruang ibadah yang inklusif, toleran, dan berpijak pada kearifan lokal.

Kata kunci: Akulturasi, arsitektur masjid, budaya Islam, budaya Tionghoa, Masjid Cheng Hoo

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1604 Human Geography > 160401 Economic Geography
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: Sinta Sinta Islahus Saadah
Date Deposited: 24 Jun 2025 06:24
Last Modified: 24 Jun 2025 06:24
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/43671

Actions (login required)

View Item View Item