Setiawan, Hery (2025) HADIS TENTANG LARANGAN CINTA DAN BENCI BERLEBIHAN (Study Hadis Tematik). Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.
![]() |
Text
SKRIPSI HERY SETIAWAN WATERMAK.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
Cinta dan benci adalah dua jenis perasaan mendasar yang diberikan oleh Allah swt kepada manusia sebagai bagian dari sifat dasar kehidupan. Dalam pandangan agama, cinta dianggap sebagai bentuk kasih sayang dari Allah swt yang membimbing manusia menuju hal-hal baik, ketenangan, dan perhatian kepada orang lain. Di sisi lain, benci merupakan suatu dorongan emosional yang perlu dikendalikan agar tidak mengakibatkan hal-hal buruk atau merusak interaksi antar individu.
Fokus permasalahan yang dibahas antara lain.: 1)Bagaimana hadis tentang larangan cinta dan benci berlebihan serta latar belakang konteks sosio-historinya? 2)Bagaimana kontekstualisasi hadis larangan cinta dan benci berlebihan?.Adapun tujuan nya ialah 1)Untuk mendeskripsikan hadis larangan cinta dan benci berlebihan serta latar belakang konteks sosio-historinya 2)Untuk mendeskripsikan kontekstualisasi hadis tentang larangan cinta dan benci berlebihan.
Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualotatif dengan kajian kepustakaan (library research) menjadikan kitab-kitab al-Kutub at-Tis‘ah sebagai sumber data primer dan dibantu sebagai litratur lainnya sebgai sumber data skunder, Data yang telah didapat kemudian tersaji secara tematis (mawḍu’i) dan deskriptif analitis dengan langkah awal akan diklasifikasikan hadis tentang larangan cinta dan benci berlebihan serta latar belakang konteks sosio-historinya, bagaimana kontekstual hadis larangan cinta dan benci berlebihan dengan pendekatan teori double movement Fazlur Rahman.
Hingga ditemukan sebuah kesimpulan 1) Hadis-hadis tentang larangan cinta dan benci berlebihan, diantaranya hadis yang terdapat dalam kitab Sunan Tirmidhi no. 1997, Sunan Abī Dāwūd no. 4681 dan no. 1530, Ṣaḥīḥ Muslim no. 45, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī no. 3445 dan no.16, Sunan Ibnu Mājah no. 3029. 2) Berdasarkan konteks sosio-kultural kemunculannya, hadis-hadis tersebut merupakan respon Nabi Muḥammad saw. terhadap perilaku masyarakat Arab kala itu, yang cenderung ekstrem dalam mencintai maupun membenci. Ideal moral yang diangkat dari hadis-hadis ini adalah larangan bersikap berlebihan dalam cinta dan kebencian, karena dapat menjerumuskan pada kesalahan dan ketidakseimbangan. Cinta boleh, asal tidak melampaui batas kewajaran dan tetap berada pada poros yang benar yaitu mencintai karena Allah dan Rasul-Nya. Begitu pula dalam membenci, hendaknya dilandasi alasan yang benar, seperti karena kemungkaran atau perbuatan buruk, bukan dendam pribadi. Sebab, cinta bisa berubah menjadi benci dan sebaliknya, karena hati manusia berada dalam genggaman Allah. Maka, sikap moderat dalam segala hal adalah kunci untuk menjaga kestabilan iman dan akhlak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits |
Depositing User: | Hery Setiawan |
Date Deposited: | 26 Jun 2025 02:06 |
Last Modified: | 26 Jun 2025 02:06 |
URI: | http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/44029 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |