HADIS TENTANG SILENT TREATMENT DALAM UKHUWAH ISLAMIYAH (Kajian Ma’anil Hadis)

ibrahim, rivaldi (2025) HADIS TENTANG SILENT TREATMENT DALAM UKHUWAH ISLAMIYAH (Kajian Ma’anil Hadis). Undergraduate thesis, UIN KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER.

[img] Text
Skripsi Rivaldi WM.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

Fenomena silent treatment atau mendiamkan seseorang sebagai bentuk reaksi terhadap konflik merupakan hal yang marak terjadi dalam hubungan sosial masa kini. Dalam Islam, perbuatan ini dikenal dengan istilah hajr, yaitu tindakan menjauhkan diri atau tidak bertegur sapa dengan sesama muslim.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hadis Nabi Muhammad saw yang melarang seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, sebagaimana tercantum dalam Kitab Sah}i>h Bukha>ri> No.5883. Fokus kajian diarahkan pada penilaian kualitas hadis, makna tekstual dan kontekstualnya, serta bagaimana hadis ini relevan dalam membingkai kembali relasi sosial di tengah tantangan ukhuwah Islamiyah saat ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka dan analisis ma‘anil hadis, serta didukung oleh teori pemahaman hadis Syuhudi Ismail yang menekankan pentingnya analisis tekstual dan kontekstual. Data primer diambil dari hadis dalam kitab Jāmi‘ al-Tirmidzī, sementara data sekunder berasal dari literatur-literatur hadis, tafsir, dan buku akademik pendukung. Teknik takhrij hadis digunakan untuk menelusuri jalur periwayatan dan menilai kualitas sanad serta matannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Hadis tentang larangan mendiamkan sesama muslim lebih dari tiga hari memiliki kualitas ṣaḥīḥ dalam sanad dan matannya dan diriwayatkan oleh perawi-perawi yang thiqqah. 2)Secara tekstual, hadis ini menegaskan larangan terhadap perilaku yang dapat merusak tali persaudaraan sesama muslim yaitu silent treatment yang dijelaskan dalam hadis larangan mendiamkan sesama muslim dengan makna yang Jawa>mi’ al-Kalim yang merupakan makna sebenarnya bukan perumpamaan, ungkapan simbolik, ataupun bahasa percakapan yang menunjukkan arti larangan silent treatment. 3)Secara kontekstual, hadis ini sangat relevan untuk mengkritisi perilaku silent treatment yang sering dipraktikkan dalam konteks hubungan pertemanan, keluarga, maupun komunitas muslim. Hadis ini mengandung nilai-nilai rekonsiliasi, inisiatif kebaikan, dan pemulihan hubungan sosial sebagai bagian dari implementasi ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan nyata. Berdasar dua hadis tersebut ulama berpendapat akan diperbolehkannya silent treatment dengan cacatan yang menjadi faktornya adalah ketika pergaulan kita dapat mengurangi kadar keimanan dan ketika orang yang dikenai silent treatment melakukan maksiat secara terang terangan yang dapat merusak terhadap kualitas keagamaan seseorang, bukan karena faktor duniawi yang dikerjakan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora > Ilmu Hadits
Depositing User: Rivaldi Ibrahim
Date Deposited: 02 Jul 2025 03:07
Last Modified: 02 Jul 2025 03:07
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/45056

Actions (login required)

View Item View Item