Diversitas Bambu Pada Ekosistem Gumuk Di Kabupaten Jember Serta Pemanfaatannya Dalam Leaflet Pembelajaran

Aufiya, Fingky (2025) Diversitas Bambu Pada Ekosistem Gumuk Di Kabupaten Jember Serta Pemanfaatannya Dalam Leaflet Pembelajaran. Undergraduate thesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember.

[img] Text
SKRIPSI FINGKY AUFIYA 2025.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (5MB)

Abstract

Kata Kunci: Diversitas, Bambu, Gumuk, Leaflet, Pembelajaran
Eksploitasi ekosistem gumuk di Kabupaten Jember semakin mengkhawatirkan, padahal wilayah ini memiliki peran penting sebagai kawasan konservasi dan habitat alami berbagai jenis bambu. Sebagai upaya pelestarian, leaflet diversitas bambu menjadi salah satu inovasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengenalkan keragaman spesies bambu yang tumbuh di ekosistem gumuk. Leaflet ini tidak hanya berfungsi sebagai media informasi, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan dukungan terhadap keanekaragaman bambu serta pelestarian ekosistem gumuk secara berkelanjutan.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah 1.Mengidentifikasi bambu yang ada pada ekosistem gumuk di Kabupaten Jember. 2. Mengetahui hasil validasi “leaflet” tentang Diversitas Bambu Pada Ekosistem Gumuk di Kabupaten Jember.
Metode penelitian dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap bambu dengan metode plot/petak sebanyak 30 gumuk di 3 Kecamatan dan dokumetasi. Analisis data dilakukan dengan menghitung Indeks Nilai Penting (INP), Indeks Keanekaragaman Jenis (H′), dan Indeks Dominansi (C). Analisis data pada leaflet dilakukan melalui angket validasi ahli materi dan media untuk memperoleh penilaian terhadap kualitas dan kelayakan media tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan: 1. Adanya delapan spesies bambu yang tergolong dalam empat genus, yakni Bambu Ampel, Bambu Duri, Bambu Sembilang, Bambu Petung, Bambu Keles, Bambu Manggong, Bambu Tali dan Bambu Lampar. Bambu Keles (Gigantochloa atter) tercatat sebagai spesies yang paling dominan dalam ekosistem gumuk, dengan nilai Indeks Nilai Penting tertinggi (0,848). Sedangkan, bambu Sembilang (Dendrocalamus giganteus) memiliki nilai INP paling rendah (0,160). Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener dikategorikan sebagai keanekaragaman sedang. Nilai Indeks Dominansi Simpson sebesar (0,184) termasuk rendah. 2. Hasil validasi produk leaflet pembelajaran yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media memperoleh nilai validasi 85,90% yang berarti sangat valid.
Leaflet hasil penelitian akan disebar luaskan pada Festival Egrang Nasional di Tanoker Ledokombo, sebagai media edukasi tentang keanekaragaman bambu dan pentingnya pelestarian ekosistem gumuk di Kabupaten Jember secara berkelanjutan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Diversitas, Bambu, Gumuk, Leaflet, Pembelajaran
Subjects: 06 BIOLOGICAL SCIENCES > 0602 Ecology > 060299 Ecology not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Tadris Biologi
Depositing User: Miss Fingky Aufiya
Date Deposited: 02 Jul 2025 05:06
Last Modified: 02 Jul 2025 05:06
URI: http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/45149

Actions (login required)

View Item View Item