Syahroni, Ahmad (2025) PENAFSIRAN WAHABI TERHADAP HADIS-HADIS BID’AH: TINJAUAN KONTEKSTUAL MELALUI PENDEKATAN FAZLUR RAHMAN. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER.
![]() |
Text
AHMAD_SYAHRONI_201104020010.pdf Download (2MB) |
Abstract
Perdebatan mengenai bid‟ah dalam Islam telah berlangsung sejak era
klasik hingga kontemporer, seringkali memicu ketegangan dan perpecahan di
kalangan umat, terutama di Indonesia dengan praktik keagamaan seperti tahlilan
dan maulid Nabi. Kelompok Wahabi, yang sangat tegas dalam pandangannya,
cenderung menafsirkan hadis-hadis tentang bid‟ah secara literal, menganggap
segala bentuk pembaruan dalam ibadah sebagai penyimpangan yang sesat.
Pemahaman tekstual ini, tanpa mempertimbangkan latar belakang sosial dan
sejarah hadis, seringkali menyebabkan kesalahpahaman dan konflik, serta
mengabaikan kekayaan dinamika budaya dan sosial dalam masyarakat Muslim.
Penelitian ini berfokus pada tiga aspek utama: pertama, mengkaji
penafsiran kelompok Wahabi terhadap hadis-hadis tentang bid‟ah dalam aspek
ibadah dan praktik keagamaan; kedua, menjelaskan konteks historis kemunculan
hadis-hadis tersebut pada masa Nabi Muhammad saw dan generasi awal Islam;
dan ketiga, menganalisis bagaimana pendekatan hermeneutika Fazlur Rahman,
khususnya metode double movement, dapat memberikan kritik dan alternatif
terhadap pemahaman Wahabi mengenai bid‟ah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan penafsiran Wahabi, menjelaskan konteks historis
hadis bid‟ah, dan menganalisis kritik serta alternatif penafsiran melalui
pendekatan Fazlur Rahman.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan orientasi
hermeneutika kritis, serta jenis penelitian studi pustaka (library research). Data
primer meliputi kumpulan hadis-hadis tentang bid‟ah dari kitab-kitab induk
seperti Ṣaḥīḥ Muslim, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Sunan Abī Dāwūd, Sunan alTirmidhī, Sunan al-Nasā‟ī dan Sunan Ibn Mājah. Selain itu, karya-karya tokoh
Wahabi seperti Muhammad ibn „Abd al-Wahhāb dan Muhammad ibn Ṣāliḥ al-
„Uthaymīn, serta karya Fazlur Rahman seperti Islam and Modernity dan The
Major Themes of the Qur'an, juga menjadi sumber data utama. Pengumpulan data
dilakukan melalui studi pustaka, dokumentasi, dan kritik teks, sementara analisis
data melibatkan reduksi data, interpretasi teks hadis, penerapan pendekatan double
movement Fazlur Rahman, dan analisis kritis perbandingan.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok Wahabi
menafsirkan hadis bid‟ah secara literal dan mutlak, menolak konsep bid‟ah
ḥasanah dan menganggap semua inovasi dalam agama sebagai sesat. Namun,
konteks historis hadis-hadis tersebut menunjukkan bahwa peringatan Nabi saw
bertujuan menjaga kemurnian ajaran dari penyimpangan, bukan menolak setiap
hal baru. Pendekatan Fazlur Rahman melalui double movement menawarkan
alternatif yang lebih fleksibel dan kontekstual, dengan memahami makna asli teks
dalam konteks sejarahnya dan menarik nilai-nilai moral universal untuk
diterapkan pada realitas modern. Pendekatan ini, didukung ulama klasik,
menerima inovasi yang membawa kemaslahatan dan sejalan syariat, mendorong
pemahaman moderat, toleran, dan relevan dengan masyarakat kontemporer.
Kata kunci: Bid‟ah, Wahabi, Fazlur Rahman, Hermeneutika, Kontekstual.
Actions (login required)
![]() |
View Item |